Percepat Pengembangan EBT, Pemerintah Dorong Industri Memanfaatkan PLTS Atap

Kamis, 24 November 2022 – 23:57 WIB
Kementerian ESDM dan Kemenperin saat meresmikan PLTS Atap PT Indo Kordsa Tbk di Bogor, Rabu (23/11). Foto: Dokumentasi Humas Kementerian ESDM

jpnn.com, BOGOR - Pemerintah terus mendorong sekaligus mengapresiasi partisipasi pelaku usaha yang turut mendukung percepatan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia.

Saat ini, pemerintah tengah melaksanakan berbagai program akselerasi agar porsi EBT mencapai target 23 persen pada bauran energi nasional tahun 2025 dan terpenuhinya target Net Zero Emission (NZE) 2060 atau lebih cepat.

BACA JUGA: Transisi Menuju Energi Terbarukan, Bungasari Bangun PLTS Atap di Medan

Salah satunya melalui program pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap secara masif, baik pada sektor rumah tangga, ekowisata, sektor industri maupun bangunan komersial dan sosial.

PLTS Atap merupakan salah satu program yang didorong untuk mengisi gap pencapaian target bauran energi terbarukan.

BACA JUGA: Gandeng Pertamina NRE, KAI Resmikan PLTS di Stasiun Gambir

"PLTS Atap juga menjadi solusi pemanfaatan energi terbarukan di perkotaan yang lahannya terbatas dan memberikan peluang bagi seluruh masyarakat untuk turut berkontribusi di dalam pengembangan energi terbarukan,” kata Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna pada peresmian PLTS Atap PT Indo Kordsa Tbk di Bogor, Rabu (23/11).

Feby menyampaikan penghargaan dan apresiasi kepada PT Indo Kordsa Tbk yang telah menjadi bagian dari upaya bersama mendorong pemanfaatan EBT dengan terpasangnya PLTS Atap 4,8 MW di PT Indo Kordsa.

BACA JUGA: Instalasi PLTS Atap Makin Diminati oleh Sektor Komersial dan Industri

Apresiasi juga disampaikan kepada TotalEnergies atas terlaksananya konstruksi PLTS Atap dengan baik.

PLTS Atap menjadi salah satu program pemanfaatan energi surya yang sangat melimpah di Indonesia.

Potensi energi surya mencapai 3.295 GW dengan potensi yang dimanfaatkan untuk PLTS masih sangat kecil, yaitu 260 MW.

Feby menyebutkan potensi PLTS Atap secara nasional mencapai 32,5 GW dari pelanggan golongan rumah tangga, industri, bisnis, sosial maupun pemerintah.

"Pemanfaatan PLTS Atap pelanggan PLN secara nasional per Oktober 2022 mencapai 71,35 MW yang berasal dari 6.261 pelanggan,” sebut Feby.

Lebih lanjut Feby menjelaskan sektor industri adalah konsumen energi final terbesar kedua setelah sektor transportasi, yaitu 264 juta SBM atau 31 persem dari total konsumsi energi nasional.

Menurutnya, tren persaingan pasar global saat ini menuntut industri untuk menciptakan produk hijau yang proses produksinya menggunakan sumber EBT.

Pasalnya, ekonomi ke depannya akan bertumbuh ke arah green economy yang didukung dengan adanya green industry.

“Implementasi PLTS Atap akan menjadi salah satu pilihan optimal di sektor industri karena sektor ini sangat energy-intensive dengan profil beban yang cukup merata sepanjang hari," terangnya.

Dia mengatakan dngan memasang PLTS atap, pelaku industri dapat menggantikan sebagian kebutuhan listriknya di siang hari menjadi energi terbarukan sekaligus menghemat tagihan listrik.

Pemerintah juga mendorong perubahan utamanya dari sisi regulasi agar masyarakat lebih terdorong untuk berpartisipasi dalam program PLTS Atap ini.

Hal ini diwujudkan dengan terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2021 sebagai penyempurnaan aturan sebelumnya.

Kementerian ESDM bersama PT PLN (Persero) juga sedang menyelesaikan pembahasan rancangan petunjuk teknis implementasi peraturan ini.

Petunjuk teknis yang tengah disusun ini berisi pengaturan teknis, pengaturan batasan kapasitas, dan aspek lainnya yang bertujuan agar pemasangan PLTS Atap tidak berdampak pada keandalan sistem ketenagalistrikan.

Petunjuk teknis akan menjadi rujukan dan acuan bagi pelanggan dan PT PLN (Persero), serta diharapkan dapat menjadi solusi menyelesaikan tantangan implementasi PLTS Atap yang dialami.

Dari sisi pendanaan, Kementerian ESDM bekerja sama dengan UNDP melalui proyek Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency through Design and Implementation of Appropriate Mitigation Actions in Energy Sector (MTRE3) telah meluncurkan program insentif Sustainable Energy Fund (SEF) hibah PLTS Atap.

Tujuan program dana hibah SEF ini adalah memberikan insentif pada pemasang PLTS Atap agar mencapai nilai keekonomiannya sehingga dapat mendorong pemasangan PLTS Atap secara masif dan mendorong peningkatan investasi swasta di bidang EBT menjadi lebih baik.

PT Indo Kordsa Tbk bersama TotalEnergies merupakan salah satu penerima manfaat insentif SEF hibah PLTS Atap, dengan total insentif mencapai Rp 91 juta.

Pengoperasian PLTS Atap untuk mendukung kegiatan produksi, operasional gudang, dan operasional gedung perkantoran Indo Kordsa di Citeureup, Bogor.

Indo Kordsa merupakan produsen kain ban pertama yang menggunakan tenaga surya di Asia Tenggara sebagai upaya pengurangan emisi sebesar 3 persen per tahun.

Lebih dari 8.800 modul terpasang di atap 6 fasilitas perusahaan dengan sistem tenaga PV sebesar 4,8 megawatt-peak (MWp).

Modul surya ini menghasilkan sekitar 6.800 megawatt-jam (MWh) listrik terbarukan setiap tahunnya, memungkinkan Indo Kordsa mendapatkan manfaat, berupa penghematan biaya yang signifikan.

Manfaat lainnya sekaligus dapat mengurangi jejak karbon sekitar 5.400 ton emisi CO2 atau setara dengan menanam lebih dari 8 ribu pohon per tahunnya.

“Kami berharap kesuksesan pembangunan PLTS Atap PT Indo Kordsa ini dapat memberikan manfaat yang optimal, serta menjadi role model untuk industri lainnya,” pungkas Feby. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler