Perdagangan Sapi Dengan Australia Pulih

Sabtu, 06 Juli 2013 – 12:47 WIB
JAKARTA - Setelah terpilih kembali sebagai Perdana Menteri (PM) Australia, Kevin Rudd mengulang tradisi untuk memilih kunjungan luar negeri pertamanya ke Indonesia. Dalam kunjungannya kali ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan PM Kevin Rudd menggelar pertemuan bilateral yang membahas beberapa hal. Salah satu hal krusial yang dibicarakan adalah kerjasama di bidang perdagangan daging sapi.
      
" Khusus hari ini (kemarin), kami bahas kerja sama antara Indonesia-Australia di bidang perdagangan sapi dan daging sapi,"jelas SBY setelah pertemuan bilateral dengan PM Kevin Rudd di Istana Bogor, kemarin.
      
SBY memaparkan, kebutuhan daging sapi di Indonesia terus meningkat, seiring dengan kenaikan kebutuhan akan konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia. SBY mengakui, selama ini, peternakan produksi sapi di dalam negeri terus berkembang. Namun, hal tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat akan daging sapi. Dengan alasan tersebut, pemerintah akhirnya tetap memberlakukan impor daging sapi.
       
Apalagi, sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadhan. Bisa dipastikan kebutuhan daging sapi akan meningkat drastis. " Sebentar lagi Indonesia memasuki bulan Ramadhan dan seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu ada peningkatan kebutuhan atas daging sapi tentu juga akan ada peningkatan kerjasama bidang perdagangan sapi dengan Australia,"urainya.
        
Di samping membahas kerjasama perdagangan daging sapi, kedua kepala pemerintahan juga membicarakan kerjasama regional dan internasional terkait penyelundupan manusia dan manusia perahu."Kedua negara sepakat, bahwa semua pihak harus ikut bertanggung jawab dan harus melakukan tindakan yg konkrit. Tidak adil kalau ini hanya dibebankan kepada Indonesia dan Australia,"papar SBY.
        
Yang terakhir, hal yang dibicarakan adalah perkembangan situasi terkini di Papua, Indonesia. SBY memaparkan pihaknya telah menjelaskan kepada pemerintah Australia tentang sejumlah kebijakan fundamental yang telah dibuat pemerintah Indonesia, serta kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia, termasuk Papua. SBY juga mengungkapkan soal OPM. "Kami telah lakukan perubahan fundamental dari pendekatan keamanan menjadi pendekatan kesejahteraan. Intinya, kami akan melanjutkan penyelesaian Papua seadil-adilnya, sedamai mungkin,"imbuh dia.
        
Sementara itu, PM Kevin Rudd menghidupkan suasana jumpa pers dengan memberikan salam dalam bahasa Indonesia dengan kalimat yang terbata-bata. "Terima kasih bapak presiden, selamat siang. Maaf bahasa Indonesia saya kurang lancar," ucap Rudd.
        
Setelah menyapa dalam bahasa Indonesia, PM Rudd kemudian memaparkan hasil pertemuan yang dicapainya bersama yang berlangsung sejak pukul 10.00 WIB. Salah satunya soal dukungan pemerintah Australia atas keberadaan Papua sebagai kedaulatan Indonesia.
          
Sedangkan untuk masalah penyelundupan manusia dan manusia perahu, Kevin Rudd mengatakan, kebijakan imigrasi memang harus mengalami perubahan karena kondisi dunia dan kawasan juga telah berubah. Namun, dia mensyarakan tiga hal. "Satu, kebijakan itu harus berhasil. Kedua, harus memenuhi ketentuan Internasional, dan ketiga  dirinya melawan kerja keras yang tengah dilakukan dirinya hanya untuk memenangkan sejumlah suara.
       
Saat kedua pimpinan negara melakukan pertemuan bilateral, istri PM Rudd, Therese Rein mengelilingi kawasan Istana Bogor ditemani Ibu Negara Ani Yudhoyono. Pada kesempatan itu pula, Rein memberikan mawar kuning yang dipetik langsung dari gedung parlemen Australia di Canberra. "Ibu Ani yang begitu baik, ini mawar kuning yang diambil dari parlemen house di Canberra. Maret lalu. Bunga ini bukan hanya lambang persahabatan istri tapi juga (lambang) persahabatan antara Australia dan Indonesia," ujarnya. (ken/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mandala Airlines Gencar Sosialiasikan Logo Baru

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler