jpnn.com - TOKYO – Pemilu Percepatan Jepang Minggu (14/12) berlangsung sesuai dengan prediksi. Partai Demokrasi Liberal (LDP) yang dipimpin Perdana Menteri Shinzo Abe, 60, serta koalisinya, Partai Komeito, menang besar.
Koalisi dua partai tersebut diperkirakan mengamankan lebih dari 317 di antara 475 kursi di parlemen rendah Jepang. Sebelum pemilu percepatan, LDP menguasai 295 kursi dan Komeito 31 kursi.
BACA JUGA: Peraih Emas Olimpiade Mengutil Suvenir
’’Saya telah mendorong Abenomics, kebijakan yang didesain untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan penghasilan. Jepang bisa menjadi jauh lebih kaya,’’ ujar Abe berapi-api pada hari terakhir kampanye Sabtu (13/12) di hadapan para pendukungnya di distrik elektronik Akihabara, Tokyo.
BACA JUGA: Restoran Peduli Jomblo
Sejatinya, pemilu kemarin dijadwalkan pada 2016. Namun, Abe memaksa percepatan pemilu dilakukan. Dia ingin mengetahui persetujuan masyarakat terhadap kebijakan ekonominya yang disebut Abenomics. Yaitu, meliputi kebijakan moneter, stimulasi fiskal, serta reformasi di bidang struktural seperti pertanian, kesehatan, dan energi.
Sayangnya, meski Abe menang mutlak, tingkat kehadiran dalam pemilu kemarin cukup rendah. Hingga pukul 16.00, tingkat kehadiran pemilih hanya 29, 11 persen. Pemungutan suara ditutup pukul 20.00 waktu setempat.
BACA JUGA: Diskon Restoran Berdasar Berat Badan
Banyak penduduk yang tetap berada di rumah dan tidak memberikan suaranya. Mereka adalah orang-orang yang berkeyakinan bahwa seharusnya ada kebijakan lain untuk memulihkan perekonomian di Jepang. Sejak Abe menjabat, perekonomian Jepang terus terpuruk dan mengalami resesi.
Salah satu kebijakan Abenomic adalah kenaikan pajak penjualan pada April. Kebijakan itulah yang dituding sebagai penyebab resesi. Harga barang juga terus naik, padahal sebelumnya stagnan. Abe menganggap itu merupakan awal dari pertumbuhan ekonomi. Kenaikan harga barang segera diikuti upah yang tinggi.
Tingkat kehadiran yang rendah juga dikarenakan cuaca buruk. Kemarin hampir seluruh wilayah di Jepang diselimuti salju tebal. Pemilih yang datang memberikan suara pun tidak terlalu antusias dengan perubahan yang dijanjikan Abe. Mayoritas datang lantaran merasa wajib memberikan hak suaranya saja.
’’Saya tidak punya harapan di politik. Politikus selalu mengatakan hal bagus, tapi hidup saya tetap tidak meningkat. Saya datang kemari hanya untuk menunaikan kewajiban sebagai warga negara,’’ ujar Kanji Takahashi, 72, setelah memberikan suaranya. (AFP/Reutes/BBC/sha/c19/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Edan, Bunuh 41 Orang demi Kepuasan
Redaktur : Tim Redaksi