Perekonomian Domestik Tunjukkan Tanda Penguatan

Sabtu, 23 Juli 2016 – 09:47 WIB
BI. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Perekonomian domestik menunjukkan tanda penguatan. Itu terlihat dari meningkatnya permintaan kredit baru. Saldo bersih tertimbang (SBT) kredit pada semester pertama tahun ini tumbuh 78,8 persen.

Jumlah itu meningkat 31,3 persen jika dibandingkan dengan kuartal pertama lalu. Pertumbuhan permintaan kredit baru pada kuartal kedua didorong peningkatan kebutuhan pembiayaan dan penurunan suku bunga kredit.

BACA JUGA: DPR: Pemerintah Harus Antisipasi Kebutuhan Sapi dan Kambing

Selain itu, sejumlah kebijakan pemerintah dan bank sentral seperti pengurangan uang muka rumah (loan to value) dan giro wajib minimum (GWM) menjadi faktor pendorong kredit.

Pada kredit konsumsi terjadi peningkatan permintaan kredit baru di semua jenis kredit.

BACA JUGA: Taksi Online Dongkrak Penjualan Mobil Komersial

’’(Pertumbuhan permintaan kredit) tertinggi pada kredit kepemilikan rumah (KPR/KPA) dan kartu kredit. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan outstanding kredit,’’ ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara kemarin (23/7).

BI juga mencatat perlambatan industri otomotif yang ditandai dengan penurunan pertumbuhan kredit kendaraan bermotor (KKB) pada periode April–Mei tahun ini. Penurunan permintaan kredit juga terjadi di sektor pertambangan, jasa kemasyarakatan, dan jasa perorangan.

BACA JUGA: Juklak dan Tarif PNBP Sektor Perkeretaapian Terbaru, Diterbitkan

Pertumbuhan kuartalan kredit baru diperkirakan menguat pada kuartal ketiga 2016. ’’Kredit modal kerja menjadi prioritas utama penyaluran kredit. Sedangkan, KPR/KPA menjadi target utama penyaluran kredit konsumsi,’’ katanya.

BI juga memperkirakan akan terjadi pertumbuhan dana pihak ketiga pada tiga bulan ke depan terutama pada instrumen giro dan deposito. Faktor pendorong kenaikan tabungan adalah suku bunga yang makin menarik, peningkatan kualitas layanan bank, dan perbaikan likuiditas bank.

Meski demikian, BI mencatat optimisme pertumbuhan kredit pada tahun ini menurun. Hal tersebut disebabkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga semester kedua tahun ini diprediksi belum setinggi perkiraan pada awal tahun. (dee/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kreativitas Pengemasan Produk UKM Masih Rendah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler