Perempuan Lebih Kuat Menahan Lapar dari Pria, Ini Penyebabnya

Selasa, 07 September 2021 – 19:35 WIB
Ilustrasi wanita. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar bedah bariatrik Mir Ali, MD menyebut daya tahan tubuh manusia tanpa makanan sangat tergantung pada berbagai faktor.

Di antaranya jenis kelamin, komposisi tubuh, makanan dan minuman yang dikonsumsi dan lingkungan sekitar.

BACA JUGA: Julukannya Tanaman Panjang Umur, Khasiatnya Banyak Banget

Secara umum menurut direktur medis di MemorialCare Surgical Weight Loss Center di Orange Coast Medical Center ini, tubuh manusia dapat bertahan hidup berminggu-minggu tanpa makanan.

Namun, kebanyakan orang hanya dapat bertahan 2-4 hari tanpa air.

BACA JUGA: Kabar Terbaru Bocah AP yang Hendak Dijadikan Tumbal Pesugihan Orang tua

Pandangan senada juga dikemukakan pendiri Health Media Experts Andrea Paul, MD.

Orang dengan cadangan lemak lebih banyak dapat bertahan lebih lama.

BACA JUGA: Taliban Memperbolehkan Perempuan Kuliah, Cuma Ada Beginian di tengah Kelas

Karena tubuh dapat membakar lemak yang disimpan untuk bahan bakar pada saat kelaparan ekstrem.

Apalagi bila memiliki akses ke air tetapi tidak memiliki makanan, maka mungkin dapat bertahan hingga dua bulan.

Secara umum, individu yang sehat dan kurus bisa mengalami kelaparan yang parah ketika kehilangan 18 persen dari berat badannya atau mencapai indeks massa tubuh (IMT) kurang dari 16,5 (sangat kurus).

Dari sisi jenis kelamin, perempuan dapat menahan kelaparan lebih lama daripada pria dan bertahan pada IMT yang lebih rendah.

Ini mungkin karena mereka secara alami memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi. Tubuh cenderung menggunakan lemak ketimbang otot sebagai energi selama kelaparan.


Efek Lapar pada Tubuh

Ketika kekurangan makanan tubuh mengalami tahap kelaparan karena tak ada lagi kalori untuk fungsi organ.

Menurut Paul, tubuh akan mencoba memecah jaringan dan menggunakan nutrisi yang tersimpan untuk mempertahankan kehidupan selama mungkin.

Caranya, dengan memanfaatkan glukosa apa pun yang tersisa.

Dalam beberapa jam pertama, targetnya glukosa dalam darah.

Setelah itu, glikogen yang membutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk habis.

Di sisi lain, tubuh harus melakukan ketosis, yang bisa membuat berat badan turun secara signifikan dan menyebabkan seseorang mengalami gejala awal kelaparan seperti pusing dan kelelahan.

Tubuh dapat menghabiskan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk menghabiskan simpanan lemak.

Tergantung pada seberapa banyak yang ada.

Namun, begitu lemak hilang, satu-satunya yang tersisa untuk dibakar tubuh adalah protein di dalam otot, termasuk otot jantung.

Akibatnya, risiko serangan jantung bisa meningkat.

Setelah tubuh mulai membakar protein, kesehatan menurun dengan sangat cepat menyebabkan berbagai masalah seperti osteoporosis, penyakit kardiovaskular, gagal organ yang bila tidak segera diobati bisa berakibat fatal.

Sementara bila tubuh kekurangan air, tak ada mekanisme serupa memecah jaringan untuk menggantikan bahan bakar dari makanan.

Dalam beberapa jam setelah tidak minum, anda dapat mulai mengalami gejala dehidrasi termasuk haus, kulit kering, pusing yang seiring waktu bisa berkembang menjadi kebingungan, kegagalan organ.

Ali mengingatkan, dehidrasi dapat berujung secara cepat terutama saat kondisi cuaca panas.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler