Seorang perempuan Muslim sangat terguncang oleh serangan fisik dan verbal yang dialaminya di dalam kereta di Sydney pada Senin (23/3) malam, dan percaya bahwa ia menjadi sasaran karena agamanya.
Hina, yang hanya ingin disebut nama depannya, berada di dalam kereta untuk pulang ke rumahnya dari stasiun Balai Kota ke stasiun Parramatta, ketika ia mengaku telah diserang.
BACA JUGA: Australia Royal Dukung Perkembangan Sastra di Negaranya
Ia mengatakan, dirinya naik kereta sekitar pukul 05:30 sore, tetapi menemukan tak ada kursi yang tersedia sehingga ia berdiri di dekat tangga, dan melihat ‘seorang pria datang’.
"Ia berperawakan tinggi. Ia tampak marah," kata Hina.
BACA JUGA: Banyak Narapidana di Tasmania Buta Huruf
Perempuan 30-tahun ini mengatakan, pria itu tampaknya ingin menggunakan tangga sebelum memukul Hina dengan bahunya.
BACA JUGA: Miliki Materi Pornografi Anak, Pastor Jesuit Adelaide Dipenjarakan 2,5 Tahun
"Saya pikir mungkin itu kesalahan, jadi saya hanya mundur," tuturnya.
Ia menceritakan, "Kemudian ia pindah lebih dekat dengan saya dan memukul saya tiga atau empat kali dengan bahunya, tasnya. Ia menendang saya dengan kakinya. Lalu saya menyadari bahwa ia sengaja menyerang saya, jadi saya kemudian berteriak.”
Hina juga mengatakan bahwa pria itu juga melontarkan kata-kata kasar kepadanya.
Ia mengungkapkan, ia menjadi semakin takut ketika tak ada orang di dalam kereta yang mencoba membela dirinya, kecuali seorang perempuan yang meneriaki pria itu setelah penyerangan.
"Itu adalah kereta yang sangat ramai tapi tak ada yang bilang apa-apa. Orang-orang hanya mendengarkan. Saya tahu mereka takut," ujar Hina.
Ia mencoba untuk turun di stasiun Redfern untuk memberitahu manajer stasiun, tapi pria itu turun di stasiun yang sama.
"Ia melewati saya dan menghina saya secara lisan dan pergi," ujarnya.
Peringatan bagi perempuan yang bepergian sendiri
Hina melaporkan serangan ini ke polisi Parramatta, yang kini melakukan penyelidikan.
Polisi mengatakan, pria itu berpenampakan ras Kaukasia, tingginya sekitar 175 cm, berusia pertengahan 30-an tahun, dengan ukuran tubuh yang sedang, kepala botak dan jenggot tipis di wajah, serta mengenakan celana jins dan sepatu hitam putih.
Hina memakai jilbab dan mengatakan, ia merasa pria itu mengincarnya karena identitas agamanya.
"Pada saat ia masuk, ia terlihat marah pada saya. Saya adalah satu-satunya di kereta itu yang mengenakan jilbab. Itu adalah upaya kuat untuk menyerang saya," utaranya.
Ia mengaku, ia tak pergi bekerja hari ini (24/3) karena takut menggunakan kereta api.
"Saya tak memiliki keberanian untuk pergi ke stasiun. Saya takut karena saya seorang perempuan lajang yang tinggal sendirian. Saya tak bisa keluar dari rumah. Satu insiden ini telah mengguncang kepercayaan diri saya," ungkapnya.
Ia mengatakan, ia ingin lebih banyak perempuan, baik Muslim dan non-Muslim, untuk lebih waspada saat bepergian sendirian.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Resep Pekan Ini: Saus Plum Asia