Perempuan Terduga Teroris Itu Dulunya Tomboi, Berubah Sejak...

Jumat, 16 Desember 2016 – 07:14 WIB
Suasana sekitar tempat tinggal Tutin saat pengangkapan. Foto: dok jpnn

jpnn.com - TASIK – Tutin Sugiarti (37) ditangkap Densus 88 di kontrakannya, Kampung Padasukan, Sukamaju Kaler, Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (15/7). 

Dia diduga bagian dari jaringan teroris yang berencana meledakkan bom di depan Istana Negara, Jakarta.

BACA JUGA: Ini Hubungan Terduga Teroris di Tasik dengan DYN si Calon Pengantin

Tutin sudah lama tinggal di wilayah Sukamaju Kaler.

Dia sempat dua kali pindah tempat, kontrakannya saat ini sudah ditinggali sekitar 2 tahun 6 bulan.

BACA JUGA: Rompi Penuh Kabel Disita dari Rumah Terduga Teroris di Tasik

"Dulu di RT 2 terus ke RT 4 dan sekarang ke RT 3," terang Ketua RT 03/10 Aan Suryana (52) kepada Radar Tasikmalaya, Kamis (15/12).

Warga setempat mengenal Tutin sebagai terapis pengobatan alternatif bekam.

BACA JUGA: Kejagung Diminta Segera Selamatkan Aset Senilai Rp 1,3 Triliun

Dia tinggal di rumah kontrakan bersama suami dan anaknya yang berumur 11 tahun.

Awalnya warga melihat tidak ada yang mencurigakan dari gerak-gerik ibu satu anak itu.

Hanya saja, ujar Aan, sekitar dua tahun lalu Tutin tiba-tiba mulai menutup wajahnya dengan cadar.

Padahal, sebelum itu penampilannya tidaklah religius.

"Malah dulunya itu dia dikenal cukup tomboi atau apa istilahnya," kata Aan.

Bukan hanya penampilan, sebelumnya Tutin terbilang rajin mengikuti pengajian mingguan. 

Namun sejak penampilannya berubah, dia lebih sering bepergian ke luar Kota Tasik dengan alasan untuk melayani pasien bekam. 

"Di sini kan ada pengajian tiap Senin dan Kamis, dulu dia sering ikut tapi sudah tidak lagi," jelasnya.

Komunikasi dengan masyarakat di sekitar pun terbilang pasif. Tutin cenderung tidak berbaur dengan warga lainnya. 

Bahkan, kata Aan, sempat ada gurauan dari warga yang mencurigai kalau Tutin mirip dengan pelaku teroris. 

"Memang sempat ada obrolan warga yang bercanda, tidak disangka ternyata begini (ditangkap Densus)," jelasnya.

Ipar Tutin, Herman Suherman (37) mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh kakak iparnya itu memang terbilang drastis. 

Karena, sebelum menikah dengan kakaknya, ujar Herman, Tutin tidak menggunakan kerudung.

"Berubah, kesini-kesini jadi sangat fanatik," katanya.

Mertua Tutin, Nana Hamid (62) mengatakan Hendra dan Tutin bertemu saat keduanya bekerja di perusahaan pengolahan kayu PT BKL. 

Hendra merupakan warga Panyingkira,n Kecamatan Indihiang sedangkan Tutin berasal dari daerah Meleber, Kabupaten Ciamis. 

"Mereka nikah tahun 2008, dia (Tutin) saat itu berstatus janda," terangnya.

Bukan hanya dengan warga sekitar saja, sejak menikah komunikasi Tutin dengan keluarga Hendra memang cenderung pasif. 

Bahkan saat lebaran Idulfitri pun dia malah berangkat ke luar kota dengan alasan ada keperluan. 

"Anak sama cucu saya datang tapi dia tidak, katanya ada keperluan," tuturnya. (rga/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tok Tok Tok... DPR Sepakat Bahas RUU Pertembakauan Mulai Awal Tahun Depan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler