ANAK-ANAK yang sering melakukan tindakan agresif di sekolah, diyakini akibat didikan orang tua yang keras di rumah. Hal tersebut menjadi hasil penelitian yang dilakukan para ahli di Inggris.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Asosiasi Guru dan Dosen di Inggris, menunjukkan masalah emosional, kurangnya perhatian dan kurangya peran positif orang tua berkontribusi terhadap perilaku agresif anak-anak.
Staf Sekolah mengatakan mereka dipaksa untuk berurusan dengan berbagai masalah yang ada didalam keluarga murid mereka. Dimana orang tua gagal untuk menetapkan batas-batas yang jelas.
Sementara 53,2 persen dari guru melaporkan perilaku yang memburuk dalam lima tahun terakhir. Sekitar 55,5 persen mengatakan telah terjadi peningkatan pada anak-anak dengan masalah kesehatan emosional, perilaku atau mental.
"Kurangnya batasan di rumah menjadi sebab murid bisa mengganggu teman mereka yang lainnya bersikap kasar dan menantang," kata seorang guru dilansir laman Daily Express, Rabu (27/3).
Dari penelitian, sebanyak 68,3 persen menyalahkan masalah emosional dan perilaku. Sedangkan 63,9 persen guru mengatakan masalah gangguan emosional murid mereka dikarenakan kurangnya perhatian dari teman sekelas mereka dan adanya masalah didalam keluarga.(fny/jpnn)
Sebuah survei yang dilakukan oleh Asosiasi Guru dan Dosen di Inggris, menunjukkan masalah emosional, kurangnya perhatian dan kurangya peran positif orang tua berkontribusi terhadap perilaku agresif anak-anak.
Staf Sekolah mengatakan mereka dipaksa untuk berurusan dengan berbagai masalah yang ada didalam keluarga murid mereka. Dimana orang tua gagal untuk menetapkan batas-batas yang jelas.
Sementara 53,2 persen dari guru melaporkan perilaku yang memburuk dalam lima tahun terakhir. Sekitar 55,5 persen mengatakan telah terjadi peningkatan pada anak-anak dengan masalah kesehatan emosional, perilaku atau mental.
"Kurangnya batasan di rumah menjadi sebab murid bisa mengganggu teman mereka yang lainnya bersikap kasar dan menantang," kata seorang guru dilansir laman Daily Express, Rabu (27/3).
Dari penelitian, sebanyak 68,3 persen menyalahkan masalah emosional dan perilaku. Sedangkan 63,9 persen guru mengatakan masalah gangguan emosional murid mereka dikarenakan kurangnya perhatian dari teman sekelas mereka dan adanya masalah didalam keluarga.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Coklat Rasa Teh Yang Rendah Kalori
Redaktur : Tim Redaksi