Perhutanan Sosial Wujudkan Kesejahteraan Rakyat  

Sabtu, 13 Oktober 2018 – 21:36 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Tasikmalaya. Foto: Humas KLHK

jpnn.com, TASIKMALAYA - Menteri LHK Siti Nurbaya memastikan negara hadir di tengah masyarakat. Di antaranya melalui Perhutanan Sosial yang merupakan bukti hutan itu untuk kesejahteraan rakyat.

Seperti yang selalu ditegaskan oleh Presiden RI Joko Widodo, bahwa hutan untuk kehidupan masyarakat dan dimanfaatkan secara benar dan lestari.

BACA JUGA: Bukan Hanya Konglomerat, Rakyat juga Berhak Atas Tanah

"Mari wariskan hal baik bagi generasi mendatang. Kata lestari artinya kita harus menjaga alam lingkungan karena kita meminjam dari generasi yang akan datang. Jadi, alam yang kita wariskan harus paling tidak seperti sekarang, bahkan lebih baik," ujar Menteri Siti.

Hal ini disampaikan Menteri Siti dalam Dialog Nasional Indonesia Maju edisi ke 27 bertema "Meningkatkan Kelola Masyarakat Terhadap Kawasan Hutan Melalui Skema Perhutanan Sosial' di Tasikmalaya, Jabar, Sabtu (13/10).

BACA JUGA: Pembangunan Boleh, Lingkungan Hidup Tetap Dijaga

Menteri Siti mengatakan bahwa hutan sosial tidak hanya bicara soal akses masyarakat kepada hutan.

Hutan sosial juga mencakup kesempatan berusaha secara utuh untuk membuat masyarakat mempunyai penghasilan.

BACA JUGA: Dialog Nasional Petani Indonesia pun Dimulai

Pemerintah juga terus melakukan upaya pemerataan ekonomi melalui tiga hal. Yang pertama yaitu akses untuk lahan berusaha, selanjutnya fasilitasi berupa modal dan kesempatan usaha, serta pelatihan manajemen bisnisnya.

"Bapak Presiden menginginkan rakyat juga mampu dan memiliki manajemen bisnis konglomerat yang rapih. Semua kelompok umat bekerjasama. Manfaatkan program ini untuk kemajuan bersama," ujar Menteri Siti.

Hal tersebut sejalan dengan pandangan Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil yang menyatakan bahwa suksesnya sebuah program perlu keterlibatan setidaknya empat unsur yaitu Pemerintah (Political Power), Bisnis (Capital Power), Masyarakat (Social Power), dan Media (Information Power).

"Kalau keempat (unsur) ini kompak, Indonesia Juara. Kami (pemerintah) hanya seperempat dari kekuatan yang bisa membawa perubahan. Maka dibutuhkan kerjasama. Selain itu, harus dibekali dengan iman, ilmu, dan akhlak," pesan Gubernur Jabar yang biasa disapa Kang Emil ini.

Interaksi langsung dengan masyarakat seperti ini, merupakan wadah untuk menyampaikan keberhasilan program pemerintah.

Dari sini, bisa erjalin sinergi seluruh komponen bangsa dalam mempercepat keberhasilan pembangunan.

Dialog Nasional 27 "Indonesia Maju" yang dimoderatori oleh Denny Chandra ini, dilaksanakan di Rest Area Urug, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Peserta sebanyak lebih kurang 2.500 orang terdiri dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Tasikmalaya dan sekitarnya, Penyuluh Kehutanan, mahasiswa, pramuka, dan pelajar.

Acara ini dihadiri oleh jajaran Eselon I dan II KLHK, Direktur Utama dan Direksi Perum Perhutani, Walikota Tasikmalaya, Sekretaris Daerah Kabupaten Tasikmalaya, serta Forkompinda Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Riuh Rendah Pembukaan Dialog Nasional Petani Indonesia


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler