Peringatan! 15 Tahun Lagi, Bumi Membeku Menuju Zaman Es Mini

Selasa, 14 Juli 2015 – 07:11 WIB
Kondisi Sungai Thames sekitar tahun 1683-1684. Foto: Thomas Wyke

jpnn.com - LONDON - Peneliti matahari di University of Northumbria, Newcastle berhasil menemukan model baru aktivitas sang surya. Dari sana mereka mengungkap, gerakan cairan di dalam matahari, yang selama ini dianggap membuat siklus 11-tahun cuaca, akan berkumpul sedemikian rupa dan 15 tahun ke depan suhu di bumi akan turun sangat drastis.

Bumi menuju zaman es mini di tahun 2030-an.

BACA JUGA: ISIS Larang Warga Mosul Salat Idul Fitri, Siapa Melanggar? Mati

"Aktivitas matahari akan turun 60 persen. Dua gelombang cairan akan secara efektif membatalkan satu sama lain," kata salah seorang peneliti, Prof Valentina Zharkova, seperti dikutip dari The Telegraph, akhir pekan lalu.

Sungai Thames di Inggris bisa membeku di tahun 2030-an, saat belahan bumi utara menghadapi musim dingin.

BACA JUGA: Subhanallah, Bayi Laki-laki Asal Indonesia Lahir di Dekat Kabah

Dalam sebauh presentasi di pertemuan astronomi nasional di Llandudno, Wales, Zharkova mengatakan, fenomena ini sama dengan kondisi pada akhir abad ke-17.

"Dalam siklus antara 2030 dan sekitar 2.040, dua gelombang itu seperti cermin satu sama lain. Memuncak pada saat yang sama namun terjadi di belahan berlawanan dari matahari," katanya.

BACA JUGA: Bu Guru Brianne Galau, Sasar Tiga Murid Jadi Teman Indehoi

Interaksi dua gelombang tersebut akan mengganggu, atau bisa membatalkan satu sama lain.

"Kami memperkirakan bahwa ini akan mengarah pada sifat dari Maunder Minimum, yaitu yang menunjukkan aktivitas rendah, seperti yang terjadi pada periode antara 1645 dan 1715, ketika Eropa dan Amerika Utara mengalami musim dingin yang sangat dingin," jelasnya.

Di Inggris, pada musim dingin 1683-1684 Sungai Thames membeku selama tujuh minggu.

Zharkova juga menambahkan, mereka telah menemukan komponen gelombang magnetik yang muncul berpasangan, berasal dari dua lapisan yang berbeda di interior matahari. 

"Mereka memiliki frekuensi sekitar 11 tahun, meskipun frekuensi ini sedikit berbeda, dan mereka disajikan di waktu. Selama siklus, gelombang berfluktuasi antara belahan utara dan selatan matahari," ujarnya.

Apa yang mereka teliti dan temukan ini membantu ilmuwan menciptakan gambaran seperti apa bumi pada 2030-an. "Kami menemukan bahwa prediksi kami menunjukkan akurasi 97 persen. Secara efektif, ketika gelombang sekitar dalam fase, mereka dapat menunjukkan interaksi yang kuat, atau resonansi. Ketika mereka keluar dari fase, bumi memiliki surya minimum. Ketika ada pemisahan fase penuh, bumi akan seperti kondisi terakhir yang terjadi saat Maunder Minimum, 370 tahun yang lalu," pungkas Zharkova. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alhamdulillah, Ada Kabar Melegakan dari Yunani


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler