jpnn.com, JAKARTA - Selama 4 dekade terakhir, jumlah pria berusia lebih dari 40 tahun yang memiliki anak meningkat lebih dari dua kali lipat. Baru-baru ini, para peneliti mulai mengeksplorasi apa dampak menjadi ayah pada usia lebih dari 40 tahun tersebut pada anak-anak mereka.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMJ pada Oktober 2018 lalu menemukan bahwa bayi dari pria berusia 45 hingga 54 tahun memiliki risiko mengalami kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah, dibandingkan dengan bayi dari dari pria berusia 25 hingga 34 tahun.
BACA JUGA: Kenali Manfaat Minyak Kelapa untuk Kesehatan Kulit Bayi
Kelahiran dini atau prematur membuat anak-anak lebih rentan untuk masalah kesehatan fisik dan mental jangka panjang, sementara berat badan lahir rendah mungkin memerlukan sang bayi untuk dirawat di unit perawatan intensif bayi yang baru lahir di rumah sakit.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa usia ayah yang lebih tua meningkatkan risiko keguguran serta peluang anaknya menderita autisme dan skizofrenia. Apa yang menjelaskan hubungan antara usia pria dan kesehatan anak-anaknya?
BACA JUGA: Mendongeng Penting untuk Menumbuhkan Motivasi dan Kecerdasan Anak
"Ada dua kemungkinan, yakni mutasi DNA yang menumpuk seiring bertambahnya usia pria, dan bahaya yang mungkin diakibatkan dari obesitas, pola makan yang buruk, kurang olahraga, dan hal lainnya," kata Michael Eisenberg, MD, penulis utama studi BMJ dan profesor urologi di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford, seperti dilansir laman WebMD, Minggu (1/12).
Eisenberg tidak ingin penelitiannya menakut-nakuti pria di atas usia 40 tahun dari memiliki anak. Ia menunjukkan bahwa meskipun risiko komplikasi tampaknya meningkat dengan bertambahnya usia, risiko keseluruhan mengenai masalah kelahiran tetap rendah.
BACA JUGA: 6 Gejala Bayi Kekurangan ASI
Meski begitu, usia dan kesehatan sangat memengaruhi peluang Anda untuk memiliki anak. Misalnya, pria yang lebih tua membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa menghamili pasangannya, sementara obesitas dan kurangnya aktivitas fisik tampaknya menurunkan kualitas semen.
Meskipun Anda tidak bisa menghentikan waktu, Anda bisa dan harus - menjaga diri Anda dengan baik. Kesehatan Anda akan mendapat manfaat, dan demikian pula kesehatan anak-anak Anda di masa depan.
"Saya berbicara dengan calon ayah tentang berolahraga serta mempertahankan pola makan yang baik dan berat badan yang sehat. Apa pun yang memengaruhi jantung Anda juga akan memengaruhi kesuburan Anda juga," tambah Eisenberg.
Sebagian besar perhatian telah difokuskan pada risiko yang terkait dengan usia dan kesehatan ibu, tetapi Eisenberg menekankan bahwa pria perlu lebih memahami peran mereka sendiri dalam reproduksi. "Ingatlah bahwa kesuburan adalah olahraga tim," tambahnya.
Selain usia, berat badan Anda, pola makan, dan tingkat olahraga bisa berkontribusi pada kesehatan anak Anda. Jadi, dapatkan pemeriksaan menyeluruh yang akan mengidentifikasi masalah apa pun. Terus terang tentang merokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang, yang bisa membahayakan kesuburan Anda. Juga, minta dokter Anda meninjau obat Anda. Beberapa obat bisa memengaruhi kesuburan.
Perlu juga dipertimbangkan untuk memastikan semuanya normal. Misalnya, jika Anda mengetahui bahwa jumlah sperma Anda rendah, Anda bisa mempertimbangkan bantuan kesuburan lebih awal dari yang seharusnya. Sementara risiko tertentu bisa meningkat seiring bertambahnya usia, pria terus menghasilkan sperma sepanjang hidup mereka dan bisa menjadi ayah bagi anak-anak yang sehat hingga usia lanjut.(fny/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany