Perjanjian Batu Tulis Dilanggar, Peluang Prabowo - Anies Baswedan di Pilpres 2024

Oleh: Tody Ardiansyah Prabu, Praktisi Hukum, Alumni FH Univ Trisakti dan Mantan Ketua HMI Cab Jakarta Barat 2009

Rabu, 10 Mei 2023 – 11:43 WIB
Tody Ardiansyah Prabu, Praktisi Hukum, Alumni FH Univ Trisakti dan Mantan Ketua HMI Cab Jakarta Barat 2009. Foto: Dok Tody Ardiansyah Prabu

jpnn.com, JAKARTA - Ada perjanjian Batu Tulis antara Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada 2009. Salah satu pasal dalam perjanjian itu adalah Megawati akan mendukung Prabowo pada Pilpres 2014. Namun pada akhirnya, Megawati mengusung Jokowi sebagai capres.

Merujuk Jokowi bisa menjadi gubernur DKI dan asal muasal yang membawa Jokowi ke Jakarta adalah Prabowo dan JK.

BACA JUGA: Polling ILC: Erick Thohir Dipilih untuk Dampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024

Prabowo berhasil berjasa mengantarkan Jokowi menjadi sosok pemimpin hebat dan besar berawal dari Jokowi dijodohkan bersama Ahok yang mana mata rakyat se-Indonesia melihat kepiawaian Jokowi Ahok berhasil menata kota DKI Jakarta dengan cara gaya blusukan melayani rakyat Jakarta.

Berujung Jokowi berhasil napak tilas politiknya melanjutkan estafet kepemimpinan di Pilpres 2014 menjadi Presiden Republik Indonesia ke-7.

BACA JUGA: Survei SMRC, Ganjar Bikin Elektabilitas Prabowo Keok di Simulasi Pilpres 2024

Di Pilpres 2014 Prabowo kalah dalam kontestasi dan PDIP melanggar perjanjian batu tulis tidak mendukung Prabowo sebagai Calon Presiden di 2014. Dan berakhir PDIP hanya mengusung Jokowi di pilpres 2014 walapun proses untuk mengusung Jokowi ada dinamika penolakan ( Pro Kontra ) di internal PDIP sendiri.

2019 Prabowo kalah kembali sebagai capres, setelah pilpres, Jokowi mengajak bergabung Prabowo di kabinet sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Untuk menyeimbangkan konstelasi nasional agar kondusif dan damai.

BACA JUGA: Cak Imin Bertemu JK, Minta Saran Soal Pilpres 2024?

Justru dengan kepiawaian gaya kepemimpinan Prabowo yang berkelas di bidang keahliannya menunjukan kualitas kinerjanya berhasil mengantarkan dalam sejarah kinerja Kemenhan, lebih baik dengan anggaran pertahanan yang terbesar dalam sejarah Republik Indonesia dan mengajak seluas luasnya kerja sama pertahanan dengan dunia Internasional.

Kinerja Prabowo di Kemenhan mendapat predikat bagus berdampak citra Jokowi sebagai Presiden lebih baik di mata masyarakat dan dunia internasional.

Prabowo dan Jokowi memiliki chemistry politik yang kuat dan serasi membangun kepercayaan, menghargai satu sama lain, serta komunikasi yang baik. Ini bukti, Bapak Jokowi berusaha mengajak Prabowo sebagai bentuk rasa hormatnya perjuangan Prabowo yang turut serta mengantarkan Jokowi besar menjadi pemimpin dan membuat stabilitas pemerintahan Jokowi baik itu di parlemen maupun di eksekutif bisa mengajak kerja sama bersama partai Gerindra di Kabinet.

Menjelang tahun politik 2024. Pada 2023 dengan proses perdebatan panjang di internal PDIP untuk menentukan figur capresnya antara Puan dan Ganjar yang akhirnya mengumumkan tiba-tiba menjelang lebaran 1444 H. Diketahui di bulan April 2023.

Ada wacana koalisi besar Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terdiri dari PAN, Golkar, dan PPP. Sementara Gerindra dan PKB membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Sebelumnya, Presiden Jokowi menjawab pertanyaan apakah KIB yang diawaki Golkar, PAN dan PPP serta KKIR yang dipimpin Partai Gerindra dan PKB cocok jika bersatu. Jokowi menegaskan keputusan akhir ada di tangan ketua umum partai politik.

Hal ini diutarakan Jokowi seusai bertemu kelima pimpinan partai dari dua koalisi tersebut dalam acara silaturahmi Ramadan PAN di DPP PAN, Jl Warung Buncit, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023).

Pertemuan itu dihadiri Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Plt Ketum PPP Mardiono.

Cocok. Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai, ujar Jokowi menjawab pertanyaan kecocokan antara KIB dan KKIR untuk membentuk koalisi besar.

Isu Presiden Jokowi mengendorse koalisi besar gabungan KIB dan KKIR mengemuka. Bahkan, PPP-PAN-Golkar bersama Gerindra-PKB disebut-sebut sudah sepakat soal capres, yakni Prabowo Subianto. Apakah PDIP mencium manuver kemungkinan terjadi wacana Koalisi Besar untuk menyetting Prabowo Subianto sebagai capres koalisi besar?

Apakah PDIP pada saat itu merasa ketinggalan ambil peran dengan isue wacana koalisi besar yang dilakukan kelompok KIB ( Koalisi Indonesia Bersatu ) dan KKIR ( Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya ) yang mana kemungkinan untuk mengendorse settingan figur capres tertentu (ada kemungkinan Prabowo sebagai figur capres koalisi besar tersebut)?

Dalam peta politik nasional merujuk pertemuan yang diinisiasi oleh PAN membuat PDIP gerak cepat mengambil keputusan mendadak menjelang Lebaran, PDIP dengan mengumumkan Ganjar sebagai capres. Dengan gerak cepat tersebut mengambil alih peran dalam koalisi sebagai partai nasionalis dengan kursi terbesar di parlemen.

Dan memecahkan settingan wacana koalisi besar tersebut seketika berubah dinamis. Peta settingan politik koalisi besar itu pun menjadi bubar? Dengan gerak cepatnya PDIP mendeklarasikan Ganjar sebagai capresnya, sebagai partai nasionalis terbesar di parlemen, saat ini PDIP diuntungkan dan di atas kertas dalam peran manuver pilpres 2024.

Dan wacana koalisi besar berubah seketika dan koalisi KIB dari partai PPP beralih mendukung Ganjar bekerja sama dengan PDIP. Apa dampaknya untuk Prabowo. Tentunya Prabowo dirugikan dan merasa dikhianati kembali oleh PDIP merujuk perjanjian batu tulis yg disepakati di 2014.

Prabowo tetap tenang menunjukan sosok kenegarawan, penyabar dan tetap tegar walapun dikhianati lawan politiknya.

Manuver yang dilakukan Prabowo setelah PDIP ambil peran dalam menentukan Ganjar sebagai capres, Prabowo gerak cepat melakukan konsolidasi silaturahim kepada senior senior militernya Wiranto dan mengumpulkan purnawariwan para senior-senior sepuh dari TNI dan Polri untuk mengumpulkan kekuatannya dalam konsolidasi pemenangan pilpres di 2024.

Kemudian silaturahmi dengan tokoh nasional JK, sebagai sesama murid dan satu mentor Andi M Jusuf, mantan Panglima TNI untuk tukar pikiran dan nostalgia cerita masa lalu.

Pemilu 2024 kekuatan sosok Capres dan Cawapres memiliki keseimbangan menjadi bahan kekuatan. Calon Presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto pasti berpikir dan berhitung harus menang untuk sekian kali dalam mencalonkan dirinya sebagai Capres.

Bagaimana cara strategi potensi untuk berpeluang menang jika Partai Gerindra mau ambil sikap berani berkoalisi dengan koalisi Perubahan ( Gerindra , NasDem , PKS dan Demokrat) ini akan menjadi daya tarik kuat dan memiliki kekuatan keseimbangan, kompetisi makin menarik bersama rivalitas calon Presiden Ganjar Pranowo.

Karena pasangan yang paling potensi meraih kemenangan yakni Capres Prabowo dan Capres Ganjar dan cukup ditentukan 1 putaran pemilihan pilpres di 2024.

Kata kuncinya untuk mengantarkan kemenangan Prabowo dan Gerindra di Pilpres 2024 bilamana ditakdirkan Allah SWT dengan melalui proses panjang yang dilewati Prabowo dengan sikap ketegaran dan kenegarawanan beliau.

Prabowo mesti berani ambil sikap koalisi bersama Koalisi Perubahan untuk mengusung Prabowo Subianto - Anies Rasyid Baswedan.

Figur kepemimpinan Cawapresnya memiliki daya tarik magnet electoral, yang memilki segudang pengalaman sebagai akademisi, aktivis HMI dan mantan Gubernur DKI 1 periode.

Semoga Allah SWT meridhoi perjuangan para pemimpin Indonesia untuk mengantarkan Peradaban Indonesia yang lebih baik.

Rakyat Indonesia membutuhkan sosok figur yang membumi dekat dengan rakyat, dan menggetarkan dunia sebagai Macan Dunia.

Salam Perjuangan , Merdeka !!!


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler