Perjuangan 21 Pekerja Migran Indonesia di Taiwan Meraih Gelar Sarjana, Semoga jadi Contoh

Minggu, 13 Desember 2020 – 12:58 WIB
13 pekerja migran yang bekerja di Singapura berhasil meraih gelar sarjana. Foto: Kemnaker

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 21 pekerja migran Indonesia di Taiwan berhasil menyelesaikan studi di Universitas Terbuka (UT) dan meraih gelar sarjana. Rektor UT Prof Ojat Darojat menyampaikan rasa bangga terhadap keberhasilan mahasiswa UT di Taiwan. Walaupun sibuk dengan pekerjaan, mereka berhasil menyelesaikan kuliah di UT.

"Keberhasilan wisudawan UT Taiwan akan menjadi motivasi bagi para pekerja migran Indonesia di Taiwan untuk mengikuti jejak mereka dengan mengikuti kuliah di UT," kata Prof Ojat saat memberikan sambutan dalam upacara penyerahan ijazah (UPI) bagi wisudawan UT di Taiwan yang dilakukan secara virtual, Minggu (13/12). 

BACA JUGA: Pekerja Migran Indonesia Disiksa Majikan, Kemenlu Panggil Dubes Malaysia

Dia menyampaikan, UT terus menerus meningkatkan pemanfaatan teknologi, informatika teknologi (TIK) dalam proses pembelajaran agar mahasiswa baik di dalam maupun luar negeri memperoleh layanan yang lebih baik.

Wisudawan yang mengikuti kegiatan UPI-UT Taiwan tersebut berjumlah 21 orang. 13 wisudawan mengikuti kegiatan UPI secara langsung di Kantor KDEI-Taipeh-Taiwan, dan 8 dari daerah masing-masing di Indonesia karena telah kembali ke tanah air. 

BACA JUGA: Kepala BP2MI: Pekerja Migran Harus Merdeka dari Segala Bentuk Kejahatan dan Eksploitasi

Kepala Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri  Dewi Padmo, M.A., Ph.D menyebutkan, mahasiswa UT tersebar di lebih dari 40 negara di luar negeri, Salah satunya berada di Taiwan, Ibukota Cina-Taipeh. 

Sampai saat ini, kata Dewi, ada 176 mahasiswa UT dari pekerja migran. Jumlah tersebut sangat kecil dibandingkan jumlah pekerja migran Indonesia di Taiwan.

BACA JUGA: Taiwan Setop Terima Pekerja Migran Indonesia

"Saya berharap, wisudawan UT ini bisa menyampaikan informasi kepada pekerja migran lainnya tentang keberadaan UT. Pekerja migran bisa memanfaatkan waktu kosongnya untuk kuliah di UT karena waktunya lebih fleksibel," terangnya.

Pada kesempatan sama, Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani memberikan dukungan kepada para pekerja migran yang berada di mancanegara untuk mengikuti kuliah di UT di tengah kesibukan mereka bekerja. UT dan BP2MI (dulu bernama BNP2TKI) telah melakukan kerja sama dalam meningkatkan kualitas para pekerja migran di luar negeri. 

"Dengan menempuh pendidikan jarak jauh melalui UT, diharapkan setelah kembali ke tanah air mereka yang telah memperoleh gelar sarjana UT akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk membuka usaha dan menjadi penggerak usaha di kampung halaman mereka," pungkas Benny Rhamdani. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler