Perjuangan Guru di Sukamara, Menjadikan Murid sebagai Sahabat, Inspiratif 

Kamis, 07 Desember 2023 – 10:22 WIB
Kisah perjuangan Krisdiana, seorang guru di Sukamara, menjadikan murid sebagai sahabat. Foto: source for JPNN

jpnn.com, KALIMANTAN TENGAH - Semangat Hari Guru Nasional (HGN) menjalar juga sampai di kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah.

Di tengah area perkebunan sawit, Kepala Sekolah Dasar Perdana Sukamara Krisdiana punya cara sendiri untuk memaknai HGN dengan menebar semangat mengajar dari hati. 

BACA JUGA: Hormati Guru Bangsa, Kaesang Berziarah ke Makam Gus Dur

Sejak kecil, Kris, sapaan akrabnya, tahu bahwa menjadi guru adalah panggilan hatinya setelah melihat gurunya mengajar dengan sepenuh hati.

Kris ingin menjadi guru yang bersahabat dengan murid-muridnya, sebagaimana gurunya dulu menjadi sahabat baginya. 

BACA JUGA: Hari Guru Nasional, Aquaproof Beri Pemeriksaan Kesehatan Gratis dan Bagikan Sembako

Impian Kris membawanya hingga saat ini memimpin SD Perdana sekaligus mengajar siswa-siswi kelas VI.

Sekolah tempat Kris mengajar berada di tengah perkebunan sawit.

BACA JUGA: Hari Guru Nasional 2023, Melly Goeslaw: Terima kasih

Tidak hanya jauh dari tempat tinggal para murid, suasana di sekitar sekolah pun kering dan panas sebagaimana karakter perkebunan sawit umumnya.

Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Kris, karena murid-murid harus dimotivasi agar terus semangat ke sekolah. 

Kris lantas mengingat-ingat bagaimana dia dulu senang sekali pergi ke sekolah dan mencoba menerapkan beberapa cara agar murid-murid SD Perdana juga bisa mendapatkan pengalaman yang sama.

Oleh karena itu, Kris membangun kedekatan dengan murid-muridnya dengan menjadi tempat mereka bercerita.

Dari sini Kris bisa lebih memahami hal-hal yang muridnya senangi dan kendala yang mereka hadapi saat belajar. 

Kris selalu meyakini bahwa pendidikan yang setara adalah hak semua muridnya, maka dia berusaha keras agar mereka bisa mendapatkan solusi terbaik untuk semua kendala dalam proses belajar di sekolah.

Namun, dia tahu bahwa membangun kedekatan dan interaksi dengan siswa saja tidak cukup.

Dengan perkembangan zaman dan kurikulum yang berkala diperbarui, guru juga harus mampu menyesuaikan cara mengajar dan mengembangkan materi ajarnya. 

Di titik ini Kris bertekad untuk mengikuti banyak pelatihan keguruan agar keterampilan mengajarnya terus meningkat.

Beberapa kali dia mengikuti pelatihan di Palangkaraya yang menuntutnya menempuh sebelas jam perjalanan dari Sukamara. Ternyata ini berat untuk dijalani.

Sampai pada 2022, Kris mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Guru Binar, sebuah platform pengembangan karier guru yang terintegrasi, holistik, dan sistematis yang berada di bawah program School Development Outreach (SDO), sebuah inisiatif yang digagas oleh Putera Sampoerna Foundation (PSF).

Platform yang berisi rangkaian webinar seputar peningkatan kompetensi guru ini menjawab kebutuhan Kris akan akses pelatihan guru yang lebih terjangkau karena bisa diakses secara online. 

Melalui program ini, Kris merasakan banyak sekali manfaat yang dapat meneguhkan panggilan hatinya sebagai guru, terutama dalam menciptakan suasana belajar yang akrab, interaktif, tetapi tetap efektif. 

Ilmu yang didapatkan dari pelatihan tersebut mulai Kris aplikasikan dalam kesehariannya. 

Berkat kedekatan yang dibangun dengan para siswa ditambah keikutsertaannya dalam Guru Binar, Kris merasa peningkatan, pemahaman, dan ingatan para murid berkembang lebih baik.

Selain itu, mereka juga makin aktif terlibat selama pembelajaran berlangsung. 

Setiap akhir semester Kris juga mengajak muridnya untuk melakukan refleksi untuk mengetahui tanggapan muridnya dan mendapat masukan yang akan digunakannya untuk memperbaiki cara mengajarnya. 

“Sejak saya mengikuti pelatihan di Guru Binar, materinya dibahas secara terperinci dan penjelasannya mudah dipahami oleh para guru peserta," ujarnya.

Kris menambahkan yang lebih menyenangkan lagi, materi yang disampaikan tidak hanya berupa teori, tetapi juga praktik sehingga memudahkan para guru untuk menerapkan dasar-dasar ilmunya di kelas, serta para guru lebih melek teknologi. 

Hasilnya, setelah Kris menerapkan beberapa cara seperti memancing diskusi dengan pertanyaan pemantik dan permainan Quizziz di akhir semester agar tidak mudah bosan, mereka lebih berani menyampaikan aspirasi dan bertanggung jawab penuh atas aspirasi mereka.

Kris adalah satu dari 30 ribu guru dan kepala sekolah yang mengikuti Guru Binar sejak 2021.

Program itu telah memberikan dampak kepada 400 ribu siswa di berbagai wilayah di Indonesia, terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). 

Selama dua dekade, PSF terus mengukuhkan komitmen untuk mendukung kualitas pendidikan Indonesia melalui berbagai programnya.

Hingga saat ini, program-program PSF-SDO terus berjalan secara paralel, yaitu Teachers Learning Center (TLC) di Kabupaten Musi Banyuasin, Gowa, Kudus, Karawang, Sulawesi Tenggara, Bojonegoro, Tuban, Manado, Kubu Raya, Pasuruan dan Lumajang; Lighthouse School Program (LSP) di Sukamara, Tompobulu, dan Baubau; Ekosistem Pendidik Profesional (EPP) di Samarinda, Kalimantan Timur; serta Program Sekolah Berasrama di Kediri, Jawa Timur. 

Momentum HGN 2023 mengukuhkan komitmen PSF-SDO untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dengan menghadirkan inisiatif yang bertujuan memberdayakan para guru. 

""Kami percaya bahwa tema ‘Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar’ menjadi penyemangat kami dalam menjalankan setiap program baik yang masih berlangsung maupun yang sudah selesai, termasuk Guru Binar," tutur Chairman, Board of Executives Putera Sampoerna Foundation George Yudistira Irawan. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peringati Hari Guru, Ibas Gunakan Filosofi Jawa


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler