jpnn.com, JAKARTA - Iptu Natalia Dwiniscahyaningtyas tak kuasa menahan air matanya jatuh di pipi saat mengingat bayinya.
Natalia yang sehari-hari bertugas di Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, harus berpisah ratusan kilometer dengan bayinya di Bandung.
BACA JUGA: Polwan Pemilik Senyum Manis Ini Masih Punya Hasrat Terpendam, Gurih dan Kental
Ya, bagi seorang prajurit, tugas adalah segalanya.
Panggilan dinas tidak bisa diabaikan meski berada di posisi tersulit.
BACA JUGA: Kombes Bagas Nugroho: Kami Ingin Mendapat Masukan mengenai Pelayanan di Divisi Humas Polri
Iptu Natalia tak hanya terpisah dengan bayinya.
Dia juga berjauhan dengan suaminya, Lettu Bimo Priyo yang bertugas sebagai penerbang Angkatan Udara di Makassar.
BACA JUGA: Pesan Penting Jenderal Idham Azis Saat Resmikan Gedung Baru Humas Polri
Namun, sarjana ilmu komunikasi ini tetap tegar melangkah demi menjawab panggilan negara meski hatinya sebagai ibu terkoyak.
"Itulah bagian dari tugas, sebagai abdi negara, kami harus siap ditempatkan di mana saja. Kami sama-sama perwira, tugas perwira banyak, dan suami saya di angkatan udara," kata Natalia.
Dia menceritakan, anak pertamanya lahir 14 Januari 2021. Perempuan.
Pada awal sang anak lahir, Natalia bersama Lettu Bimo sempat lengkap kumpul bersama.
Namun, seminggu sebelum cuti melahirkan Natalia habis, Lettu Bimo mendapat panggilan tugas ke Makasaar. Sebagai abdi negara, Bimo juga terpaksa meninggalkan istri dan anaknya.
"Harapan saya, suami saya masih di Bandung, ternyata Tuhan punya rencana lain," kata dia.
Natalia juga menyadari dia harus kembali bertugas di Mabes Polri.
Meski hati berkecamuk, Natalia meyakinkan hatinya dan mempercayakan Tuhan memberikan jalan terbaik.
Pada hari pertama kerja, pikiran Natalia benar-benar tidak bisa dikontrol.
Dia terpaksa menitipkan anaknya bersama sang ibu di Bandung. Dia selalu meyakinkan dirinya, pikirannya dengan hal-hal yang positif.
Natalia menyadari seharusnya berada di samping bayinya itu. Mengasuh, menyusui, dan mengasihi.
"Saya sebagai perempuan dan sebagai seorang ibu harus kuat, enggak boleh lemah. Karena ini merupakan tugas," imbuhnya.
Di Hari Kartini ini, Natalia juga menyampaikan pesan untuk kaum perempuan di Indonesia.
Natalia menyadari, dalam filosofi Jawa ada konsep masak, macak, dan manak. Namun, Natalia merasa perempuan harus melakukan sesuatu yang lebih.
Natalia juga menitipkan pesan kepada perempuan agar menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitar.
"Harus maju ke depan. Karena ke depan persaingan dengan cowok sama, dan sekarang tidak ada perbedaan," kata dia. (tan/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga