Perjuangan Santriwati Berparas Manis Lepas dari Covid-19

Senin, 30 November 2020 – 12:22 WIB
Ranti bersama teman-temannya. Foto: diambil dari radarcianjur

jpnn.com, CIANJUR - Sebuah kisah inspiratif muncul dari salah seorang penyintas Covid-19 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Ranti, warga Kampung Cilaku Girang RT/RW 03/01 Desa Sukamulya, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur sebelumnya dinyatakan terpapar Covid-19.

BACA JUGA: Tips Menggunakan Masker yang Benar Pada Anak

Dia bersama 32 santriwati lainnya yang ikut dalam kegiatan keagamaan perayaan maulid, 15 November lalu, mengalami gejala penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru tersebut.

Seusai acara, Ranti merasakan ada yang salah dengan kondisi tubuhnya.

BACA JUGA: Ingat! 3M dan 3T untuk Memutus Penularan COVID-19

Setelah mengalami demam dan panas dingin, Ranti mengaku merasakan indera penciumannya terganggu.

Apa yang dialaminya itu ternyata juga dialami 32 santriwati lainnya.

BACA JUGA: Cerita Penyintas Covid-19 tentang Pentingnya Memakai Masker

“Semua gejalanya sama. Demam, badan panas dingin dan penciuman seperti tidak berfungsi,” katanya.

Mengetahui hal itu, pengasuh pondok pesantren langsung berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Kabupaten Cianjur untuk dilakukan swab test di Puskesmas Cilaku.

Hasilnya, 15 santriwati dinyatakan positif terpapas Covid-19. Salah satunya adalah Ranti.

“Langsung isolasi di Bumi Ciherang. Semuanya, yang 15 itu,” kata gadis berparas manis ini.

Mengetahui dirinya terpapar Covid-19, kecemasan dan ketakutan pun selalu menyelimuti.

Bahkan, hal negatif kerap kali melintas di pikirannya.

“Ada cemas, takut, khawatir, sedih, marah. Pokoknya macam-macam. Semuanya campur jadi satu,” ungkap remaja berusia 18 tahun ini.

Beruntung, Ranti mendapatkan dorongan semangat dari keluarga, kerabat serta teman-temannya. Hal itu pula yang membuatnya semakin bersemangat untuk bisa sembuh.

“Selain menjalani pengobatan yah. Dukungan itu yang membuat saya semakin bersemangat untuk sembuh. Jadi yang 14 orang itu juga saling menyemangati satu sama lainnya,” tuturnya.

Sampai dengan dua pekan lamanya Ranti berpisah dengan orang tua dan keluarganya.

Selama itu pula, dirinya terus berkomunikasi rutin dengan kedua orang tuanya.

“Di situ orang tua juga memberikan banyak nasihat. Itu momen terharu yang pernah saya rasakan,” ungkapnya.

Kini, kondisi Ranti dan 14 santriwati lainnya itu sudah berangsur membaik.

Hal itu pula yang terus memacu semangatnya dan semakin yakin dirinya bisa sembuh dari Covid-19.

Akhirya, Ranti pun kembali menjalani swab test dan hasilnya ia dinyatakan sudah negatif. Ranti, diperbolehkan pulang. Syaratnya, ia masih harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

“Semua yang 15 itu boleh pulang. Sekarang tinggal menunggu swab test kedua,” kata dia.

Selalu ada hikmah di balik peristiwa. Begitu pula yang dialami Ranti. Usai kejadian itu, Ranti semakin sadar betapa pentingnya displin menerapkan protokol kesehatan di setiap waktu.

“Jadi, jangan egois dan jangan menganggap remeh Covid-19. Cuma dengan protokol kesehatan saja bisa mencegah penularan Covid-19. Saya yang sudah mengalaminya sendiri,” katanya.

Di tengah isolasi mandiri yang dijalaninya, Ranti tak henti-hentinya mengingatkan sebanyak mungkin orang untuk mematuhi protokol kesehatan dengan selalu menerapkan 3M.

Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak serta menjauhi kerumunan.

“Jangan sekali-kali mengabaikan imbauan pemerintah soal covid. Ini bukan demi nyawa sendiri, tetapi juga demi nyawa orang lain. Dengan menyayangi diri sendiri, itu juga menyayangi keluarga dan orang lain,” kata Ranti. (cepri ramdan/radarcianjur)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler