Perkembangan Terkini Pembangunan Bendungan Ciawi

Rabu, 12 Februari 2020 – 02:55 WIB
Lokasi pembangunan Bendungan Ciawi di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kamis (23/1). Foto: ANTARA/M Fikri Setiawan

jpnn.com, BOGOR - Direktur Utama PT Brantas Abipraya Bambang E Marsono mengatakan, Bendungan Ciawi merupakan bendungan kering pertama di  Indonesia yang dibangun oleh pihaknya.

Dia mengatakan hal itu saat Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP KAGAMA) menyelenggarakan kegiatan KAGAMA Yuk Motret II di Bendungan Ciawi, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor akhir pekan lalu.

BACA JUGA: Fuso Indonesia Renovasi SD Negeri Bendungan Ciawi

Bambang menjelaskan, bendungan itu mulai dibangun pada Desember 2016.

“Diharapkan akhir 2020 secara keseluruhan bendungan ini sudah dapat berfungsi ikut mengendalikan debit Ciliwung yang menuju Jakarta, walaupun secara kontraktual baru akan berakhir pada Mei 2021” kata Bambang.

BACA JUGA: Ini Bendungan Ciawi, Proyek Gagasan Jokowi saat Menjabat Gubernur DKI

Dia menambahkan, realisasi pekerjaan sampai dengan 7 Februari 2020 sudah mencapai 45,02 persen.

“Bendungan Ciawi dibangun dalam rangka pengendalian banjir di wilayah hulu, DKI Jakarta,” terangnya.

Ketua PP KAGAMA Bidang Fasilitasi Alumni UGM itu menambahkan, luas lahan yang dibebaskan guna membangun bendungan dengan kapasitas tampung air enam juta meter kubik ini adalah 78 hektare.

Sementara itu, area konstruksinya seluas 20 hektare. Dalam area konstruksi tersebut ada tiga bangunan utama, yakni bangunan pengelak, spillway, dan bendungan utama.

Bendungan kering yang memiliki konsep baru ini akan berfungsi ketika curah hujan tinggi sehingga debit sungai melampaui based flow atau debit normal.

Saat musim kering atau hujan normal, debit sungai mengalir seperti biasa tanpa ada aliran yang tertahan.

Selain itu, bendungan kering tetap harus memenuhi standar keselamatan tinggi kendati tidak memiliki tampungan air seperti bendungan pada umumnya.

“Oleh sebab itu, bendungan ini tetap dilengkapi spillway untuk menghindari terjadinya over topping. Bendungan ini berfungsi menahan air selama 4-6 jam sebelum dirilis ke hilir menuju Jakarta,” sambung Bambang.

Lulusan Teknik Sipil UGM ini menjelaskan, setelah beroperasi, Bendungan Ciawi ini dapat dikembangkan sebagai objek pariwisata.

Dengan demikian, bendungan itu membawa manfaat ekonomi bagi penduduk setempat.

Bambang pun menilai kunjungan peserta kegiatan KAGAMA Yuk Motret ke Bendungan Ciawi merupakan hal positif.

“Kegiatan ini akan menambah pemberitaan dan jejak digital bagi Bendungan Ciawi.  Peserta Kagama Yuk Motret juga dapat mengenal lebih dekat bendungan kering (dry dam) pertama di Indonesia ini” kata Bambang. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler