jpnn.com - JPNN.com JAKARTA - Ketua Bidang Perindustrian dan Perdagangan DPP Partai Perindo, Hendrik Luntungan mengatakan belum ada sikap yang serius dari pembantu Presiden Joko Widodo untuk memperkuat industri otomotif nasional.
Indikatornya, belum ada penekanan kepada investor asing untuk membangun pabrik komponen inti otomotif.
BACA JUGA: Jadi Ketum Golkar, Setnov Diminta Aktif Dukung Tax Amnesty
“Kita tidak akan bisa berkembang maju jika hanya mengerjakan industri perakitan saja” kata Hendrik kepada wartawan di Jakarta, Selasa (17/5).
Pernyataan ini disampaikan menyikapi omongan dua pembantu Presiden Jokowi, Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Ketua Komite Ekonomi dan Industri (KEIN), Sutrisno Bachir.
BACA JUGA: Bang Ara Yakin Indonesia Sanggup Bersaing di MEA
Sepekan yang lalu, Sutrisno Bachir mengemukakan apresiasinya terhadap PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) tanpa ada penekanan terhadap kebijakan untuk mengembangkan industri otomotif secara mandiri.
"Kami berharap dalam kunjungan ini akan ada masukan-masukan yang dapat membantu meningkatkan industri kita. Sebagai komite yang ditunjuk langsung presiden untuk peningkatan ekonomi dan industri nasional, kita akan telaah setelah ada masukan, lalu kita akan berikan rekomendasi kepada presiden dengan menteri yang terkait masalah ekonomi industri," kata Soetrisno di pabrik TMMIN, Jl Yos Sudarso, Sunter 1, Jakarta Utara, Senin (9/5).
BACA JUGA: Menteri Rini Ganti Dirut Pelindo III
Hal senada juga dilontarkan Menteri Saleh Husin dalam sebuah acara yang diselengarakan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)Jakarta, Rabu (11/5). Dimana GAIKINDO akan bekerjasama dengan pemerintah untuk menyelengarakan pameran otomotif pada bulan Agustus nanti.
"Saya juga minta pabrikan mengedukasi pengunjung pameran dan konsumen untuk memberitahu mobil tipe tertentu telah diproduksi di Indonesia," ujar Saleh.
Saleh menekankan bahwa pameran sebenarnya dapat membantu pabrikan mendapat kepercayaan konsumen untuk mendongkrak tingkat penggunaan komponen lokal dan investasi otomotif dalam memperkuat struktur industri ini.
Dari dua pernyataan pembantu Presiden Jokowi, Hendrik juga mempertanyakan relasi pameran dengan membangun industri otomotif, karena dalam pandangannya meski ada relasi namun sejauh apa signifikansi terhadap bangunan industri otomotif.
“Menteri kok jadi kaya salesman, ikut-ikutan mempromosikan barang otomotif. Jika memang ingin serius membangun industri otomotif Pak Menteri fokus pada industri hilirisasi otomotif. Disitu pemerintah berupaya menekan harga bahan baku dari komponen dasar otomotif,” katanya.
Lebih lanjut Hendrik mempertanyakan kunjungan Sutrisno Bachir ke PT Toyota. Dia justru melihat itu sebatas lobi-lobi yang belum tentu ada perjanjian mengikat terkait keseriusan Toyota mendorong industri otonotif nasional.
“Saya tidak melihat ada komitmen yang kongkrit antara pemerintah dan pemodal asing soal membangun industri otomotif nasional. Kalau hanya pertemuan atau himbauan saja lebih baik kubur saja mimpi membangun industri otomotif nasional,” pungkas Hendrik. (jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Chubb Angkat Dirut Baru untuk Asuransi Umum di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi