jpnn.com - JAKARTA – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bidang Agribisnis dan Pangan, Franky O. Widjaja melihat ketahanan pangan menjadi tantangan yang harus disikapi bersama-sama. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan Jakarta Food Security Summit yang tahun ini telah memasuki pelaksanaan ketiga kalinya.
“Di ajang ini berbagai pemangku kepentingan di sektor pangan bekerja sama dengan pemerintah merumuskan langkah, terobosan hingga kebijakan dalam membangun ketahanan pangan nasional,” terang Franky yang juga Chairman & CEO Golden Agri Resources Ltd. (GAR) dalam keterangan persnya, Kamis (15/10)
BACA JUGA: Menaker Ingatkan Pengusaha, 2016 Mulai Sistem Upah Baru
Ia menjelaskan, kisah sukses sinergi lintas pihak dalam pengembangan komoditas pangan tertentu, dibedah serta disempurnakan agar bisa diterapkan pada sektor atau komoditas pangan lainnya.
Contohnya, bagaimana Indonesia kini adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar dunia. Ini setelah mengembangkannya di awal dekade 80-an, melalui Perkebunan Inti Rakyat sebagai turunan dari proyek Nucleus Estate and Smallholders yang diinisiasi World Bank, bertransformasi menjadi kerja sama antara perusahaan sebagai inti, dan perkebunan rakyat selaku plasma. Di sana tersedia kredit, insentif hingga jaminan bagi para petani.
BACA JUGA: Keren Nih! Cetak Tiket Kereta Api Hanya Setengah Detik
“Peran koperasi yang mampu mendampingi petani secara optimal juga kembali diperkuat, sementara dari aspek regulasi, pemerintah diminta menjamin ketersediaan lahan serta kepastian tata ruang,” terangnya.
Terobosan juga diinisiasi guna menyediakan akses teknologi informasi dan komunikasi bagi para petani antara lain dengan meluncurkan aplikasi Sistem Pelaporan dan Informasi Pembinaan Teritorial (SiPINTER).
BACA JUGA: Mengubah Pola Pikir dari Pencari Kerja Menjadi Pencipta Lapangan Pekerjaan
“Para anggota Bintara Pembina Desa TNI AD melalui telepon pintar mereka dibekali sistem pelaporan dan informasi pembinaan teritorial yang dapat digunakan pula untuk melakukan pendampingan kepada para petani,” ucapnya.
Ditambahkan peraih penghargaan EY ASEAN Entrepreneurial Excellence dalam ajang anugerah EY Entrepreneur of The Year 2015 di Singapura ini, bidang penelitian serta pengembangan juga terus dipertajam, termasuk mengkaji pemanfaatan bioteknologi sesuai dengan kebutuhan Indonesia.
“Hasil kajian dan seminar yang diperoleh akan menjadi referensi dalam membangun swasembada pangan, menuju ketahanan pangan berkelanjutan,” pungkasnya.(esy/jpnn
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangun Bandara Kulonprogo, AP I Jamin Bebas Calo
Redaktur : Tim Redaksi