Perkuat Pengawasan Distribusi, Pupuk Indonesia Gunakan Teknologi DPCS

Selasa, 22 Desember 2020 – 17:51 WIB
PT Pupuk Indonesia menggunakan teknologi informasi bernama Distribution Planning and Control System (DPCS) untuk mengontrol rantai pasok distribusi pupuk bersubsidi. Foto dok Antara

jpnn.com, JAKARTA - PT Pupuk Indonesia menggunakan teknologi informasi bernama Distribution Planning and Control System (DPCS) untuk mengontrol rantai pasok distribusi pupuk bersubsidi.

Teknologi ini berupa sistem terintegrasi yang didesain untuk melakukan kontrol rantai pasok distribusi pupuk bersubsidi yang optimal dan aman sepanjang tahun.

BACA JUGA: Pupuk Indonesia Terus Perluas Program Agro Solution

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal menjelaskan melalui DPCS perseroan bisa setiap saat memonitor kegiatan distribusi, dan memonitor stok pupuk di lapangan.

Cara ini kata Gusrizal bisa meminimalisir potensi kekurangan pupuk di daerah, dan meningkatkan akurasi perencanaan distribusi.

BACA JUGA: Pupuk Indonesia Jadi BUMN Pertama Penerima Sertifikasi Antisuap

Sehingga pupuk dapat diterima pelanggan sesuai dengan prinsip 6 Tepat, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat, Tepat Harga, Tepat Jenis dan  Tepat Mutu.

"Fungsi dan manfaat DPCS mempermudah monitoring distribusi stok pupuk secara nasional yang dilakukan oleh Pupuk Indonesia Grup, yang menampilkan data dari lini 1 hingga lini 4 secara real time, termasuk pupuk dalam perjalanan (intransit) dan juga status pelabuhan. Semua bisa dicek lewat sini, mana daerah yang stoknya kurang dan masih berlebih," kata Gusrizal di Control Room DPCS Pupuk Indonesia di Gedung Phonska, Jakarta, Selasa (22/12).

BACA JUGA: Elly Sugigi Menikah Lagi, Pernyataan Putrinya Bikin Heboh

Karena itu, DPCS bisa dijadikan tools bagi manajemen Pupuk Indonesia dalam pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. Pasalnya, berkat DPCS, kini perseroan memiliki fitur Early Warning System pada tiap daerah yang kekurangan atau kelebihan pupuk.

"Sebab kami bisa mengidentifikasi dengan cepat titik mana yang pasokannya harus diperkuat, termasuk mengetahui jika terjadi masalah dalam pendistribusian," imbuhnya.

Nah selain stok pupuk, data yang tersaji dalam sistem DPCS juga meliputi penjualan, alokasi di setiap daerah, kapasitas gudang, posisi pupuk yang dalam perjalanan baik darat maupun laut, kontak staf pemasaran di masing-masing wilayah, distributor, pengecer serta informasi rinci lainnya.

Secara teknis, DPCS merupakan data terintegrasi yang berbasiskan data geospasial. Basis data utama DPCS didapat dari beberapa sistem yang sudah dimiliki Pupuk Indonesia Grup.

Data-data tersebut dikumpulkan pada warehouse untuk selanjutnya ditampilkan dalam bentuk web berbasis data spasial.

Inovasi ini sangat kompleks karena meliputi wilayah distribusi pupuk subsidi yang sangat luas, dengan karakter setiap wilayah berbeda dan unik, melibatkan banyak distributor dan pengecer.

Meski begitu, kompleksitas DPCS dipermudah melalui Distribution Requirement Planning (DRP), yakni model skenario dan struktur distribusi yang terdiri dari pusat produksi, wilayah provinsi, kabupaten/kota dan gudang yang terbagi pada beberapa kelompok data.

"Saat ini telah tersaji dalam sistem DPCS produk subsidi untuk jenis Urea dan NPK. Kami tengah dalam proses melengkapi produk subsidi lainnya seperti ZA, SP-36, dan Organik," jelasnya.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler