Perkuat Peran RI-Arab Saudi di Kawasan Dunia Islam

Senin, 27 Februari 2017 – 17:43 WIB
Raja Salman. Foto: AFP

jpnn.com - jpnn.com - Kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulziz al-Saud, bersama rombongannya berjumlah sekitar 1500 orang ke Indonesia, Rabu 1 Maret 2017 sangat positif dan perlu dioptimalkan untuk menguatkan hubungan bilateral kedua negara.

Menurut Anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta, ada dua agenda besar yang dapat dibicarakan antara Indonesia dan Arab Saudi.

BACA JUGA: Raja Salman Saja Percaya dengan Investasi di Indonesia

Pertama, tentu saja dengan kunjungan Raja Salman ini harus mampu mendorong hubungan yang lebih erat antara Indonesia dengan Arab Saudi.

Peningkatan hubungan bilateral ini diharapkan memiliki dampak peningkatan volume perdagangan dan investasi.

BACA JUGA: Raja Salman Juga Lirik Destinasi Wisata Halal Mandeh

"Saya mendengar Arab Saudi siap investasi senilai Rp 300 triliun. Ini jelas sangat baik bagi Indonesia," katanya,
Minggu (26/2).

Dia mengatakan, penguatan hubungan bilateral ini juga bisa dimanfaatkan pemerintah untuk mengusulkan solusi perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi.

BACA JUGA: Di DPR RI, Raja Salman Ingin Seperti Raja Faisal

"Selain itu yang tentu diharapkan oleh umat Islam di Indonesia adalah adanya tambahan kuota haji,” kata Sukamta.

Dia berharap, pembicaraan pemerintah Indonesia dan Arab Saudi bisa mendorong adanya kesepakatan atau memorandum of understanding atas tiga hal tersebut. "Ini akan sangat bermakna bagi Indonesia,” jelasnya.

Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) DPP PKS itu mengatakan, agenda kedua yang tidak kalah strategis adalah menguatkan peran kedua negara dalam isu regional Asia khususnya di kawasan dunia Islam.

Indonesia merupakan negara berpenduduk Islam terbesar. Sedangkan Arab Saudi dengan keberadaan Mekah dan Madinah sebagai kota suci, dihormati oleh negara-negara Islam.

Menurut Sukamta kedua negara dapat memainkan peran strategis untuk mendorong upaya meredakan konflik dan ketegangan di negara-negara Islam.

“Pembicara soal ini akan sangat terkait dengan isu terorisme yang katanya akan dibahas oleh kedua negara," katanya.

Dia mengatakan, selama konflik terus berjalan, akan menyuburkan tumbuhnya kelompok radikal seperti Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Karena itu, resolusi konflik perlu diwujudkan dan saya optimistis kedua negara dapat memainkan peran ini dengan baik," kata Sukamta.

Menurut Sukamta, peran strategis kedua negara juga dapat dikembangkan untuk membangun masa depan dunia Islam yang mampu bersaing di tataran global. Selama ini pembicaraan di level regional sering didominasi pekerjaan rumah isu politik keamanan.

Menurut dia, dunia Islam perlu punya agenda setting sendiri, seperti penguatan kerja sama peningkatan sains dan teknologi, pengembangan industri, kerja sama sosial dan budaya. "Ini akan lebih konstruktif membawa kemajuan," katanya.(fat/boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dubes Arab Saudi Apresiasi Penanganan Teror Bandung


Redaktur : Boy
Reporter : Boy, M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler