JAKARTA - Presiden Children International Summer Village (CISV) Indonesia, Dharmesti Shindunatha mengatakan berbagai permainan tradisional yang ada di berbagai daerah patut untuk tetap kita jaga. Menurutnya, permainan tradisional memiliki nilai-nilai pendidikan dan kearifan lokal yang berakar.
Menurut Dharmesti, kalau sebuah permainan daerah betul-betul dikuasai sesuai dengan jenis dan batas usia, akan berdampak positif terhadap pertumbuhan anak. Selain itu, permainannya juga tidak kalah seru dibanding berbagai mainan yang disuguhkan oleh gadget.
"Permainan tradisional yang lahir dan hidup di suatu tempat patut untuk tetap kita lestarikan karena permainan itu memiliki nilai-nilai pendidikan sesuai usia dan kearifan lokal," kata Dharmesti Shindunatha, kepada JPNN di Jakarta, Senin (7/5).
Karena itu, dalam acara Mosaic tahun ini CISV mengangkat tema “lets go Out and play” guna menggali, memelihara dan menyemarakan kembali berbagai permainan tradisional dan mensejajarkannya dengan sajian mainan di gadget. Sekitar 190 peserta terlihat antusias mengikuti dan menikmati permainan yang disuguhkan.
"Lets go Out and play tahun 2012 ini dilakukan dengan bekerjasama dengan sekolah-sekolah yang ada di pusat-pusat kota dan salah satunya telah kita selenggarakan di Sekolah Kanisius, Menteng Jakarta Pusat. Faktanya, ratusan anak-anak dan remaja sangat antusias belajar dan memainkan aneka jenis permainan tradisional," ujar Dharmesti.
Di tempat yang sama, pakar permainan tradisional dari Bandung, Zaini Alif mengatakan, banyak pesan dalam permainan tradisional yang bermanfaat bagi anak dan remaja. Permainan tradisional memberikan pembelajaran kepada anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan, menghormati sesama, hingga cinta kepada Tuhan. "Contohnya adalah permainan Sunda seperti jajangkungan, hatong, celempung, dan kolecer," kata Zaini Alif.
Lebih lanjut Zaini Alif mengungkapkan bahwa sejumlah permainan tradisional yang berdampak positif terhadap pertumbuhan anak-anak dan remaja antara lain gasing dan kelombatok untuk membangun keseimbangan, gatrik, papancakan dan bedil jepret untuk melatih fokus anak, sorodot Gaplok untuk keseimbangan kaki dan ketepatan, babalonan sarung (mengenalkan batik dan udara). (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebaya Tak Pernah Dimakan Zaman
Redaktur : Tim Redaksi