jpnn.com - Novita Arianti lihai melihat peluang usaha. Melalui kreativitasnya, membuat “permen boneka” memanfaatkan momen Idulfitri. Seperti apa?
ARDILA WAHYUNI – Palembang
BACA JUGA: AMPI Salurkan Modal Usaha Untuk Anak Muda Kreatif
SALAH satu ruangan yang berada di depan ruang rapat Bina Praja Setda Provinsi Sumsel, terlihat berbeda.
Lazimnya terdapat perlengkapan kantor seperti komputer, kertas, pena dan lainnya. Namun menariknya, ada tambahan pula boneka Barbie. Berukuran setinggi 40 cm, dibingkai layaknya parsel berbentuk kerucut.
BACA JUGA: Utang Menumpuk, Stres Berat, Kini Omzet Rp 200 Juta
Nah yang membedakannya, pada kostum sang Barbie. Bagian atas kain brokat, bawahannya terbuat buat dari permen yang disusun bertingkat.
“Ini sudah ada yang pesan,” kata perempuan kelahiran Muara Enim, 11 November 1981 lalu ini.
Boneka permen ini memang sengaja dipasarkannya, untuk memenuhi kebutuhan Lebaran. Sebab biasanya hampir setiap rumah disediakan permen, selain kue dan panganan lainnya.
“Nah, saya ingin memberikan sesuatu yang berbeda dengan permen boneka ini,” ucapnya.
Istri dari Rudy Suryanto ini menambahkan sebenarnya memulai bisnis ini secara tidak sengaja. Awalnya, ia hobi membuka Youtube cara dan proses membuat kerajinan.
Kemudian, ada pembuatan permen boneka ini. Jadi kepikiran untuk membuat. “Saya coba untuk dipakai sendiri. Kemudian, ada keluarga yang datang dan minta dibuatkan,” kenangnya.
Setelah itu, ada lagi keluarga, tetangga hingga temannya pun minta dibuatkan. Lalu, Novitha pun mem-posting, boneka permen ini diakui media sosialnya. Sejak saat itu, ia pun kebanjiran orderan.
Tak tanggung-tanggung, meski baru jalan beberapa hari namun orderan terbilang banyak. Per hari itu ada 5 orderan. Tidak hanya sampai Palembang, tetapi juga se-Sumsel, paling banyak Muara Enim.
Dikatakan Novitha, kerajinan ini dia pasarkan hanya Rp55 ribu. Tergolong terjangkau sebab bahan baku tidak begitu rumit. Di antaranya bahan berupa boneka yang ia dapat dari pasar.
Kemudian, bahan brokat, lem tembak dan lainya. Memang tidak sulit untuk membuat boneka ini, tetapi membutuhkan ketelitian ekstra. Terutama pada pengeleman perman pada media kain.
“Harus hati-hati menyusun dan menembakan lem agar tidak meluber sebab kalau terlalu banyak atau terlalu sedikit lemnya tidak enak dilihat,” jelas ibu dari Raihan Aghsan Al Majid dan Abigail Athallah ini.
Ditambahkan, dia menghadirkan banyak pilihan boneka. Seperti Rapunzel, Frozen, Anna, Flynn, Ariel, Elsa dan lainnya.
Namun paling banyak diminati adalah tokoh Frozen. “Nggak tahu kenapa banyak request Frozen, mungkin karena lebih familiar,” sebutnya.
Kalau untuk warna, Novitha mengaku, tidak ada warna dominan. Hampir semua warna terang disukai, sebab warna ini menyesuaikan dengan karakter boneka.
Tapi warna biru, hijau dan pink juga banyak yang dipilih. Sedangkan untuk perman pun bervariasi. Di antaranya, kiss, permen susu, mentos dan lainnya.
“Kalau memang ada request permen tertentu dan budget lebih mahal, maka konsumen kena charge,” jelasnya
Sejauh ini, masih kata dia, penjualan permen ini sangat direspon positif oleh konsumen. Ke depan, permen ini belum tentu mendapatkan respon baik dari masyarakat.
Dari itu, Novitha mengaku harus inovatif dan kreatif serta mengikuti perkembangan dan selera pasar.
“Tentu ada inovasi lain, saya sudah ada ide, tapi belum bisa saya ungkap saya masih fokus menyelesaikan orderan yang masih banyak,” tuturnya.
Katanya, saat ini masih ada sekitar 20 pesanan yang belum dia kerjakan. Meski ia tengah mengebut dan mengajar setoran, per hari ia mampu mengerjakan 5 hingga 7 boneka.
Biasa dikerjakan mulai pukul 05.00 hingga 22.00 WIB. “Soal omzet, lumayan,” akunya. (*/air/ce1)
Redaktur & Reporter : Soetomo