Permintaan Semen Naik 10 Persen

Rabu, 04 Januari 2012 – 03:06 WIB

JAKARTA - Industri semen bisa mencatat pertumbuhan tinggi pada tahun  2012. Itu ditopang kenaikan permintaan untuk konsumsi semen dalam negeri, seperti pembangunan infrastruktur.
        
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan pertumbuhan penjualan industri semen akan berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. "Nah itu kan merupakan kebutuhan pokok papan," katanya, Selasa (3/1).
      
Bahkan diprediksi, kalau pertumbuhan ekonomi mencapai 6,7 persen, maka pertumbuhan penjualan semen tahun ini bisa mengalami peningkatan hingga 10 persen. Akan tetapi, kenaikan tersebut tergantung dari sektor yang permintaannya terbilang tinggi.

"Itu tergantung dari sektor mana yang didorong, misalnya kalau sektor infrastruktur dan perumahan, maka dominasi semen akan tinggi," ucap Panggah.

Sedangkan kalau dari sisi produksi, lanjut dia, akan terus meningkat. karena, beberapa industri akan melakukan ekspansi kapasitas. Seperti PT Semen Gresik, PT Semen Tonasa serta Lafarge di Aceh. "Lafarge ini sudah produksi, tapi jumlahnya masih kecil," tuturnya.

Sebab kalau sudah full capacity bisa mencapai angka produksi sebesar 1,3 juta ton per tahun. Selain itu, produsen asal Tiongkok, Anhui Conch Group Co., Ltd. (Anhui Conch) berniat menanamkan modal untuk membangun pabrik semen di Kalimantan. Akan tetapi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut masih terganjal persoalan lahan.

Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Urip Timuryono mengatakan permintaan semen tahun ini tidak bakal setinggi tahun-tahun lalu. Karena sebelum ini, permintaan semen sudah relatif tinggi.

Berdasar siklus 10 tahun terakhir, tiap mengalami pertumbuhan dua digit dalam satu tahun, maka tahun berikutnya hanya bisa tumbuh satu digit. "Tahun lalu, pasar sudah tumbuh tinggi sekali, sekitar 17-18 persen atau sekitar 47 juta ton. Jadi, tahun ini tidak sampai dua digit, tumbuh sekitar enam persen saja," ucap dia.

Dijelaskan, pasar semen nasional memungkinkan terpengaruh kondisi makro ekonomi. Terutama dampak pelambatan perekonomian global di Eropa dan AS. Karena, perekonomian global berkaitan erat dengan minat investor menanamkan modal.

"Kalau keinginan berinvestasi terpengaruh krisis, maka pembangunan akan menurun. Baru diikuti dengan pasar semen," tutur dia.

Terkait program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dia optimistis dapat mendorong permintaan pasar semen tahun ini. Untuk itu, dia akan memantau perkembangan dampak program tersebut terhadap pertumbuhan semen hingga triwulan pertama 2012.

"Dampak MP3EI saya rasa ada, tapi kita lihat sampai triwulan pertama ini. Semoga anggaran pemerintah bisa terserap maksimal," tandas dia.

Permintaan semen tersebut diimbangi dengan kemampuan produksi. Sampai akhir tahun ini dia memproyeksikan produksi industri semen bisa mencapai 47 juta ton atau bertambah lima juta ton dari realisasi 2011 sebesar 43 juta ton.

Dikatakan, dari sisi produksi tidak mengalami kendala karena bahan baku tersedia di dalam negeri. Akan tetapi, dari sisi harga, dia belum bisa memastikan perkembangan harga bahan baku ke depan. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Realisasi Terdongkrak, SBY Banggakan Inflasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler