jpnn.com, JAKARTA - Perusahaan baja, PT Gunung Raja Paksi, Tbk melakukan proses transformasi digital untuk seluruh proses rantai pasokannya.
Transformasi digital dilakukan, antara lain melalui penerapan teknologi SAP S4/HANA.
BACA JUGA: Bongkar Perselingkuhan Suami yang Nikah dengan Pengasuh Anaknya, Mawar AFI: Hampir 1 Dekade
Direktur Informasi Teknologi GRP Felix K Sugianto menjelaskan implementasi teknologi tersebut sebagai pondasi data untuk penerapan Industri 4.0.
"Dengan SAP, kami bisa mengintegrasikan semua kinerja departemen sehingga terjadi data flow dan visibilitas sesuai dengan rantai pasok dari order pelanggan, jadwal produksi, hingga pengiriman barang,” jelas Felix.
BACA JUGA: Gigit dan Tiup Kondom, Luna Maya: Bibir Gue Jontor
Felix menambahkan, ketersedian data di semua rantai pasok akan memberikan kemudahan untuk menganalisis proses yang terjadi dan memberikan umpan balik.
Hal tersebut untuk meningkatkan kesadaran managemen secara kolektif tentang seluruh proses di rantai pasok.
BACA JUGA: Bukukan Kinerja Positif, BCA Life Raih Pendapatan Premi Sebesar Rp 1.343,9 Miliar
Felix mencontohkan scrap sebagai bahan baku produk akhir baja.
Menurutnya, penggunaan scrap yang berasal dari besi baja yang sudah tidak digunakan secara fungsional, merupakan biaya terbesar dari biaya produksi barang jadi.
“Hal ini berdampak pada biaya produksi dan profitabilitas perusahaan. Karena itu, manajemen supplier bahan baku berperan penting terhadap efisiensi biaya,” tegas Felix.
Dengan begitu, visibilitas mengenai jumlah bahan baku yang dikirim supplier setiap hari, kualitas bahan baku, dan kontinuitas pengiriman, juga menjadi barometer penting untuk tim pembelian.
Ketersediaan data, ujarnya, juga meningkatkan kemampuan dalam menganalisis tren pasokan dari setiap supplier bahan baku besar, antara lain dengan memberikan early warning kepada tim pembelian.
Jika pasokan berkurang di bawah target, misalnya, tim pembelian bisa segera menjalankan strategi atau memberlakukan peningkatan harga.
Sementara penerapan QR code yang terintegrasi dengan SAP untuk barang jadi, tidak hanya memudahkan proses pencatatan.
Selain itu, juga memberikan kemampuan untuk tracing produk secara cepat.
Menurut Felix, QR code dapat memberikan informasi lengkap, mulai tanggal produksi sampai level satuan produksi.
“Jika terjadi keluhahn pelanggan, misalnya, kami bisa cepat menangani dan memberikan umpan balik yang tepat untuk memberikan solusi,” kata Felix.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy