jpnn.com - JAKARTA - FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) mengirim surat kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Jumat (4/12) lalu. Isi surat, FIFA meminta agar pemerintah melebur dengan PSSI dalam pembentukan tim kecil atau tim ad-hoc reformasi PSSI.
Pernyataan FIFA tersebut adalah jawaban atas surat yang dikirimkan oleh Kemenpora pada 10 November lalu. Surat yang ditandatangani oleh Pejabat Sekjen FIFA Markus Kattner itu memang menyarankan perwakilan pemerintah bergabung dengan PSSI beserta stake holder sepak bola lainnya dalam Tim ad-hoc reformasi PSSI itu.
BACA JUGA: BBC Cetak Gol Lagi Setelah 8 Bulan
Permintaan FIFA tersebut langsung mendapat reaksi dari Djoko Susilo, salah seorang anggota Tim Transisi PSSI dan juga Tim Kecil yang dibentuk oleh pemerintah belum lama ini.
Menurut Djoko, sikap FIFA tersebut sangat melanggar etika dan nilai-nilai kejujuran serta sejumlah kesepakatan antara perwakilan FIFA dan AFC saat berkunjung ke Indonesia awal November lalu.
BACA JUGA: Van Gaal Geram MU Disoraki Fans Serang..Serang..Serang
“Jadi, saya meminta kepada pemerintah Indonesia untuk tidak mematuhi permintaan FIFA ini. Karena mereka tidak hanya tidak berkomitmen, namun juga sudah menginjak harkat dan martabat bangsa,” kata Dojo Susilo, kemarin (5/12).
“Janganlah, di depan presiden (Joko Widodo, Red) mereka bersepakat lain, tapi setelah di luar melakukan keputusan lain,” lanjutnya.
BACA JUGA: Chelsea KO Lagi, Tim yang Mengalahkan Keluar dari Zona Degradasi
Pria yang pernah menjadi duta besar Indonesia di Swiss ini menambahkan, permintaan FIFA untuk pemerintah melebur ke dalam satu tim tersebut, sama saja dengan memerintahkan pemerintah untuk mengakui PSSI yang sudah dibekukan oleh Menpora Imam Nahrawi sejak 17 April lalu.
“Dan, pemerintah sudah tidak mungkin bekerja sama dengan mereka (pengurus PSSI, red) yang tidak diakui itu,” tegasnya.
Sikap perwakilan FIFA dan AFC yang terlihat labil dan “masuk angin” tersebut juga menimbulkan kecurigaan Djoko. Dia lantas meminta untuk pihak berwajib untuk mengusut tuntas transaksi keuangan antara PSSI dengan FIFA serta fasilitas dan pelayanan terhadap perwakilan FIFA yang datang ke Indonesia selama tiga hari itu.
Menurut Djoko, mereka mendapat informasi bahwa selama di Indonesia, rombongan FIFA yang dipimpin oleh Mr. Kohzo Tashima (anggota Komite Eksekutif FIFA) itu mendapatkan fasilitas high class dengan menginap di hotekl bintang lima serta menggunakan mobil mewah dengan harga sewa jutaan rupiah setiap hari selama berada di tanah air.
“Padahal, kalau di Swiss, pejabat yang menerima hadiah dan fasilitas lebih dari Rp 300 ribu saja sudah termasuk gratifikasi. Dan, itu ada sanksinya,” kata pria yang pernah menjadi salah satu anggota Tim Sembilan Kemenpora itu.
“Hal-hal seperti ini yang harus diusut. Kami pantas curiga, karena belakangan banyak juga anggota FIFA yang ditangkap karena kasus suap dan korupsi,” timpalnya.
Baca: Alamaaaakkk.... Ronaldo Dituduh Jalin Hubungan Sejenis, Ini Dia Pasangannya...
Hanya saja, tidak ada satupun pejabat PSSI yang bisa dimintai komentarnya terkait dugaan Djoko Susilo tersebut. Namun, Anggota Etik PSSI Haryo Yuniarto sebelumnya mengatakan bahwa tim ad-hoc tetap akan jalan meski ada atau tidaknya perwakilan pemerintah di dalamnya.
“Tapi jika nantinya FIFA menambahkan sanksi terhadap sepak bola Indonesia bagaimana?,” kata Haryo. (ben/tom)
BACA ARTIKEL LAINNYA... City Keok, Leicester Pimpin Klasemen Liga Inggris
Redaktur : Tim Redaksi