Pernyataan Waketum MUI soal Kasus Gubernur NTB Dimaki

Sabtu, 15 April 2017 – 18:23 WIB
Gubernur NTB Tengku Muhammad Zainul Majdi. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi menyesalkan kejadian yang menimpa Gubernur NTB Tengku Muhammad Zainul Majdi di Bandara Changi Singapura., Minggu (9/4).

Ucapan seorang calon penumpang asal Indonesia inisial SHS terhadap Gubernur NTB itu sangat keterlaluan dan berbau SARA sehingga dikhawatirkan dapat memicu ketersinggungan, bukan hanya kepada Gubernur NTB tetapi juga kepada yang lain.

BACA JUGA: Prabowo Subianto: Suara Saya Sangat Besar di Sini

"Apa yang diucapkan saudara SHS itu adalah bentuk ujaran kebencian, merendahkan harkat dan martabat kemanusiaan serta bisa melukai perasaan bangsa Indonesia," kata Zainut dalam keterangan tertulisnya kepada JPNN, Sabtu (15/4).

Diberitakan di sejumlah media, peristiwa ini bermula saat Gubernur NTB dan istrinya sedang antre di counter Batik Air di bandara tersebut, saat hendak ke Jakarta.

BACA JUGA: Prabowo Prediksi Tokoh Ini Bakal jadi Pemimpin Nasional

Namun tiba-tiba ada calon penumpang lain di antrean belakang menyampaikan protes dengan kata-kata kasar disertai makian.

Dia protes karena menduga gubernur NTB nyelonong, tidak mau antre. Padahal diketahui gubernur sudah ngantre, hanya saja sejenak meninggalkan antrean untuk bertanya kepada petugas. Sementara, sang istri masih berada di antrean.

Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, sebagai bangsa Indonesia, SHS tidak sepatutnya mengungkapkan kata-kata yang berkonotasi merendahkan jadi diri bangsa Indonesia.

Apalagi bernada rasis yang mempertentangkan pri nonpri seolah dia merasa bukan menjadi bagian dari bangsa ini. Hal ini juga menunjukkan betapa rendahnya nilai nasionalisme SHS itu sendiri.

Disadari bahwa situasi bangsa Indonesia sekarang dalam keadaan yang sangat sensitif, penuh ketegangan, saling curiga antarkelompok dan komponen masyarakat akibat dari efek penyelenggaraan Pilkada DKI.

Karenanya, dia mengimbau seluruh masyarakat bisa menahan diri tidak memancing percikan atau gesekan yang bisa memicu kesalahpahaman di antara sesama bangsa.

Dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini, semua pihak seharusnya membantu menciptakan suasana tenang, aman, damai dan kondusif. Bukan justru membuat kegaduhan yang memicu konflik sosial.

"Saya berharap persoalan ini tidak melebar ke mana-mana. Untuk hal tersebut saudara SHS sebaiknya segera meminta maaf secara terbuka kepada Bapak Zainul Majdi dan juga bangsa Indonesia atas ucapannya yang berpotensi mengganggu harmoni dan kerukunan hidup berbangsa serta bernegara," terangnya. Diketahui, SHS sendiri sudah menyampaikan permintaan maaf.

Kepada aparat kepolisian, Zainut meminta agar mengambil langkah-langkah preventif, antisipatif dan mewaspadai adanya pihak-pihak yang memanfaatkan situasi dan kondisi ini.

MUI juga mengajak kepada masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh siapa pun. Sehingga tidak terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.

Apa yang terjadi terhadap SHS dan Gubernur NTB hendaknya dijadikan sebagai pelajaran sangat berharga. Dan berharap ke depannya tidak terulang kembali.

"Kebesaran jiwa Bapak Tengku Zainul Majdi Gubernur NTB yang sudah memaafkan saudara SHS patut diberikan apresiasi.‎ Mari kita terus merajut kebhinnekaan bangsa ini dengan menjaga persatuan, kesatuan, kerukunan dan persaudaraan sesama kita. Baik persaudaraan kemanusiaan maupun persaudaraan kebangsaan sesama anak bangsa dalam bingkai Negara Pancasila," pungkas Zainut. (esy/jpnn)‎


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler