Persaingan Kandidat di Pilgub Sumut Sangat Ketat

Jumat, 23 Maret 2018 – 18:41 WIB
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari (paling kanan) bersama politikus Partai Golkar Idrus Marham dan kader PDIP Maruarar Sirait dalam diskusi hasil survei elektabilitas kandidat Pilkada Sumut. Foto: M Fathra/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga survei Indo Barometer merilis hasil jajak pendapat tentang elektabilitas kandidat yang bersaing di Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgub Sumut) 2019. Hasil survei Indo Barometer menunjukkan ada persaingan ketata antara duet Djarot Saiful Hidayat-Sihar PH Sitorus dengan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, duet Djarot - Sihar mengantongi elektabilitas sebesar 26 persen. Duet yang diusung PDI Perjuangan itu hanya unggul tipis dari Edy-Musa dengan elektabilitas 25,8 persen.

BACA JUGA: Inilah Lima Jaksa yang Ditunjuk Menangani Kasus JR Saragih

Sedangkan pasangan JR Saragih -Ance Selian hanya memiliki elektabilitas 8,4 persen. “Ada 39,8 persen responden belum memutuskan," ucap Qodari dalam paparan hasil survei Indo Barometer di Jakarta, Jumat (23/3).

Indo Barometer juga menyodorkan pertanyaan tertutup tentang tiga calon gubernur di Pilgub Sumut. Djarot memiliki elektabilitas 27,8 persen. Elektabilitas politikus PDI Perjuangan itu hanya unggul tipis dari Edy Rahmayadi di angka 27,4 persen.

BACA JUGA: Para Elit PD Dinilai Tak Dewasa Sikapi Kasus JR Saragih

Sementara calon JR Saragih terpuruk di juru kunci. Elektabilitasnya hanya 9,4 persen.

Tapi masih ada responden yang belum menentukan pilihan. Angkanya 35,4 persen.

BACA JUGA: Inilah Sosok Herri Zulkarnaen Pengganti JR Saragih

Survei elektabilitas calon gubernur juga tak jauh berbeda dari calon wakil gubernur. Sihar unggul dengan elektabilitas 19,1 persen.

Di bawah Sihar ada Musa Rajekshah di angka 18,4 persen. Sedangkan Ance Selian yang menjadi pendamping JR Saragih memiliki elektabilitas 5,3 persen.

Tapi angka pemilih belum memutuskan cukup tinggi. Angkanya mencapai 57,2 persen. 

Indo Barometer juga melakukan survei tentang tingkat keterkenalan calon. Djarot menjadi figur paling dikenal dengan tingkat keterkenalan 68,4 persen. Di bawahnya ada Edy Rahmayadi (62,9 persen), JR Saragih (40 persen), Sihar PH Sitorus (34,7 persen), Musa Rajekshah (30,8 persen) dan Ance (14 persen). 

Djarot menjadi figur yang paling disukai responden. Angkanya mencapai 70,9 persen. Sedangkan Edy ada di urutan kedua dengan 66,6 persen, JR Saragih (55,9 persen), Sihar (67,3 persen), Musa (66,2 persen) dan Ance (24,1). 

"Alasan yang banyak diungkap pemilih dalam memilih calon gubernur adalah jujur tidak korupsi, tegas, berpengalaman, merakyat

dan berwibawa.Sedangkan dalam memilih wakil, selain merakyat,  jujur tidak korupsi, tegas, mampu bekerjasama dan putra daerah," jelas dia.

Survei Indo Barometerdilaksanakan 4-10 Februari terhadap 800 responden di 33 kabupaten/kota di Sumut. Survei dengan metodologi multistage random sampling itu memiliki margin of error 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Qodari menambahkan, berdasarkan temuan di atas bisa disimpulkan bahwa konstelasi pilgub di Sumut masih sangat ketat dan dinamis. Dalam situasi seperti ini biasanya pertarungan politik di lapangan menjadi keras dan tajam. 

"Untuk itu perlu upaya menahan diri dan manajemen konflik yang baik dari para calon, tim sukses, parpol pendukung, penyelenggara pemilu, tokoh masyarakat, dan para pemilih itu sendiri," ulasnya dalam diskusi yang diharidi politikus Golkar Idrus Marham dan legislator PDIP Maruarar Sirait itu.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapa Pengganti JR Saragih Usai Dicopot dari Ketua PD Sumut?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler