Persaingan Sudirman dengan Novanto Urus Kontrak Freeport?

Rabu, 23 Desember 2015 – 09:24 WIB
Tambang PT Freeport. Foto: dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Universitas Indonesia (UI) Siek Tirto Soeseno menduga ada kaitan antara kasus Papa Minta Saham yang melibatkan Setya Novanto dengan Surat nomor 7522/13/MEM/2015 tanggal 7 Oktober 2015 yang dikeluarkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.

"Surat itu adalah jawaban formal pemerintah kepada Chairman Freeport McMoRan James R Moffet sebagai respon atas permohonan perpanjangan kontrak PT Freeport di Indonesia. Padahal pembahasan tentang apapun yang terkait dengan kelanjutan konsesi Freeport baru bisa dibahas tahun 2019. Padahal surat Sudirman itu sudah bisa dikategorikan menyentuh masuk dalam konteks pembahasan konsesi," kata Tirto Soeseno, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (22/12).

Terkait perpanjangan konsesi Freeport itu lanjutnya, Moffet datang ke Indonesia sebelum Presiden Joko Widodo berkunjung ke Amerika Serikat. "Kami melihat ada ketidakmampuan Freeport Indonesia melakukan komunikasi tentang nasib Freeport di Indonesia," ujarnya.

Direktur Eksekutif Suara Indonesiaku itu menambahkan, laporan Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD)  patut diduga dilatarbelakangi tudingan bahwa Novanto berupaya membantu Freeport Indonesia memperpanjang kontraknya.

"Pembahasan konsesi Freeport yang disertai mencatut nama Presiden Jokowi yang ingin mendapat 11persen dan wapres 9 persen saham Freeport. Disitu, Novanto juga minta imbalan saham pembangkit listrik untuk dirinya sendiri," jelasnya.

Kedua hal tersebut menurut Tirto Soeseno, diduga saling terkait, minimal seperti hendak bersaing-saingan memberi sinyal kepada Freeport yang sangat berharap tetap mendapat konsesinya.

"Kami menduga, langkah Sudirman mengirim surat ke Moffet itu akan 'dijegal" oleh Novanto dengan cara melakukan pertemuan dengan Presdir Freeport Maroef Sjamsoeddin. Apalagi Sudirman tahu Novanto mengajak Riza Chalid. Sudirman bisa saja memprediksi bahwa upaya Novanto akan berhasil," ujarnya.

Ditambah lagi dengan mengambangnya putusan MKD. Menurut Tirto, menjadi sah saja kalau publik bertanya apakah surat Sudirman itu benar akan terancam oleh perilaku Novanto? "Apakah benar Novanto mampu mewujudkan harapannya dalam rekaman itu. Sehingga hal itu yang menakutkan Sudirman?," pungkasnya.(fas/jpnn)

BACA JUGA: Wow, Sebagian Besar Kasus Pembunuhan Perempuan Terjadi di Jakarta

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keterbukaan Informasi Dinilai Penting untuk Demokrasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler