jpnn.com, JAKARTA - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persaudaraan Pemuda Etnis Nusantara (Persaudaraan PENA) menyesalkan insiden yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan daerah lainnya sehingga menimbulkan kerusuhan di Manokwari, Papua Barat.
“Setelah perayaan HUT ke-74 RI, kita mengalami insiden yang mengusik jati diri bersama sebagai satu bangsa yang majemuk,” kata Ketua Umum DPP Persaudaraan PENA Achmad Suhawi dalam pernyataan sikapnya diterima Rabu (21/8).
BACA JUGA: Pengakuan Mahasiswi asal Papua, Oh Ternyata
Menurut Achmad Suhawi, terkoyaknya rasa persaudaran sebagai suatu bangsa dipicu oleh sejumlah isu yang berkembang atau sengaja dikembangkan sehingga menimbulkan aksi anarkistis.
Lebih lanjut, Persaudaraan PENA menyampaikan lima catata sebagaimana tercantum dalam pernyataan sikapnya yang ditandatangani Ketua Umum, Achmad Suhawi dan Sekjen, Dinnur Garista Wirawan.(fri/jpnn)
BACA JUGA: Pertamina Kembali Salurkan BBM di Manokwari, Sorong dan Jayapura
BACA JUGA: Pemuda Katolik: Menerima Pancasila Sebagai Jalan Terbaik Merawat Indonesia
Lima Poin pernyataan Persaudaraan PENA sebagai berikut:
BACA JUGA: Instruksi PP Pemuda Muhammadiyah ke KOKAM Sikapi Kasus Mahasiswa Papua
Pertama, Sangsaka Merah Putih merupakan simbol sekaligus jati diri bersama sebagai saudara dari suatu negara bangsa yang disebut Indonesia. Menjaga, merawat, mempertahankan eksistensi Merah Putih menjadi hak dan kewajiban semua anak bangsa, termasuk Saudara yang ada di Papua. Berkibarnya merah putih menjadi harapan bersama bahwa hangatnya matahari Indonesia tetap terbit dari Merauke dan tenggelam di Sabang. Kami menyesalkan insiden yang mengoyak rasa persaudaraan kita sebagai negara bangsa.
Kedua, Meminta kepada para pihak terkait untuk mengusut tuntas dugaan adanya aksi separatisme, anarkisme dan provokasi dari oknum tertentu sehingga terjadi kerugian materiil berupa rusaknya sarana publik, dan terganggunya rasa persaudaraan sebagai satu bangsa untuk diberikan sanksi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Ketiga, Mengharapkan agar pemerintah segera melakukan tindakan taktis dan strategis dalam menangani masalah ini, dengan melakukan investigasi secara profesional dan transparan terhadap insiden di Surabaya dan Malang; sekaligus melakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan melibatkan komponen masyarakat agar kehidupan antaranak bangsa yang berbeda etnis kembali guyub dan rukun. Dan dalam mengambil tindakan hendaknya tetap mengedepankan semangat persaudaraan dengan membangun serta memperkuat dialog dalam rangka memperkuat rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia.
Keempat, Kami mengapresiasi sikap yang ditunjukkan oleh para kepala daerah mulai dari Gubernur Jawa timur, Wali Kota Surabaya dan Malang yang dengan tulus menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas insiden yang terjadi di Jawa Timur. Begitu juga dengan sikap yang dilakukan oleh Gubernur Papua dan Papua Barat yang mengajak seluruh entitas masyarakat di Papua dan Papua Barat untuk bisa menjaga diri tidak terpancing oleh berita-berita hoaks yang beredar.
Kelima, Persaudaran Pemuda Etnis Nusantara sebagai organisasi kemasyarakatan pemuda didirikan untuk menjaga nilai-nilai serta komitmen berbangsa dan bernegara yang dibangun atas dasar keberagaman. Kami sadar bahwa Indonesia sebagai negara bangsa yang besar dengan beragam bahasa, budaya, dan agama sangat rentan dengan koflik dan perpecahan. Maka dari itu, DPP Persaudaraan PENA meminta agar Bakorwil Persaudaraan PENA Provinsi Jawa Timur, Papua dan Papua Barat untuk ikut berperan aktif dalam menjaga keharmonisan rasa persaudaraan sesama anak bangsa, sekaligus turut melakukan deteksi dini atas potensi meluasnya atau timbulnya kejadian yang serupa di wilayah masing-masing.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kontras Soroti Cara Kepolisian Tangani Kasus Mahasiswa Papua di Surabaya
Redaktur & Reporter : Friederich