jpnn.com, JAKARTA - Bukan hal mengejutkan saat mendengar kabar ada klub di tanah menunggak utang pembayaran gaji kepada pemain.
Masalahnya adalah, kemana pemain akan mengadu? Sebab, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) pun punya tunggakan kepada klub.
--
PESTA juara Liga 1 sudah dilupakan Bhayangkara FC. Sekarang mereka sibuk dengan persiapan menuju musim baru.
BACA JUGA: Ansyari Lubis Resmi Ditunjuk sebagai Pelatih PSPS Riau
Situasi yang tak jauh beda juga dialami juara Liga 2 Persebaya Surabaya. Namun, ada yang belum mereka lupakan, uang hadiah juara belum cair.
Padahal, sebelum kompetisi dimulai pada 10 Maret nanti, uang hadiah sangat berguna bagi tim untuk dana operasional.
BACA JUGA: Eks Pemain Timnas Ini Jadi Calon Kuat Pelatih PSPS Riau
Manajer Bhayangkara FC Sumardji mengatakan, sampai saat ini operator hanya memberikan janji manis. ’’Itu hak kami sebagai juara. Kami butuh dana itu, sebulan lagi kompetisi jalan lho,’’ katanya.
Dia mengaku tidak tahu dengan jumlah hadiah yang didapatkan Bhayangkara sebagai juara. Sesuai kesepakatan awal sebelum Liga 1 berjalan, nilai yang diterima Bhayangkara FC tergantung posisi di klasemen dan rating hak siar televisi.
BACA JUGA: Persaingan di Lini Belakang Persiba Balikpapan Makin Ketat
’’Belum ada pembicaraan kami dapat berapa. Kan aneh. Kami juga bingung,’’ tegasnya.
Apabila mengacu kepada ucapan Ketua PSSI Edy Rahmayadi pada 30 Maret lalu, juara Liga 1 diperkirakan akan menerima total uang sebesar Rp 17,5 miliar.
Jumlah itu berasal dari Rp 7,5 M subsidi awal klub dan sisanya dari posisi klasemen serta rating televisi.
Tidak beda jauh dengan Bhayangkara, Persebaya selaku juara Liga 2 juga punya problem serupa. Uang hadiah sebesar Rp 1 miliar belum juga masuk rekening klub berjuluk Green Force tersebut.
”Kami sempat menyinggung hal itu dengan beberapa klub saat rapat Piala Presiden 2018. Tapi, operator minta jangan membahas itu dulu. Sebab, turnamen yang dibicarakan berbeda,’’ jelas manajer Persebaya Chairul Basalamah.
Selain hadiah juara, pria yang disapa Abud itu menjelaskan bahwa uang kompensasi pemindahan babak 8 besar Liga 2 dari Cikarang ke Bandung juga belum diterima.
Saat itu, operator menjanjikan akan mengganti seluruh biaya karena batalnya pertandingan di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang.
’’Kami sudah serahkan semua total biayanya. Mau berharap nanti kecewa, tapi kami berharap operator bisa menepati janjinya,’’ jelas Abud.
Situasi yang sama juga dialami Persipura Jayapura U-19 yang menjuara Liga 1 U-19. ”Untuk hadiah pemain terbaik itu sudah. Langsung dikirim ke pemainnya (Rivaldo Ferre, Red). Tapi untuk hadiah yang Rp 300 juta itu belum sama sekali,” keluh Sekretaris Persipura Rocky Bebena.
Terkait pembayaran hadiah, PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengakui bahwa belum beres dan menjanjikan segera dilunasi.
”Kami masih menunggu penyelesaian dari sponsor. Harapannya rampung sebelum Liga 1 2018 dimulai,” kata COO PT LIB Tigorshalom Boboy.
Dari Liga 3 situasinya juga sama. Blitar United selaku juara belum menerima hadiahnya. ”Sampai saat ini hadiah tersebut belum cair. Memang dijanjikan oleh PSSI pada 2018 ini. Tapi, sampai sekarang uang hadiah 200 juta tersebut belum kami terima,” kata Manajer Blitar United Yudi Meira.
Berbeda dengan Liga 1 dan Liga 2 yang ditangani PT LIB, untuk Liga 3 ditangani PSSI. Namun, pembayaran hadiahnya sama lambannya dengan PT LIB.
”Liga 3 memang kami yang jalankan. Kami tetap akan selesaikan tanggungan itu,” kata Hidayat, exco PSSI. (rid/gus/nia/yan/ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasib Pemain Seleksi Persiba Ditentukan Besok
Redaktur & Reporter : Soetomo