jpnn.com, BANDUNG - Nama Luis Milla sebagai pelatih kelas dunia tak perlu diragukan. Namun, ada sejumlah rapor merah yang wajib diwaspadai Persib Bandung.
Milla ditunjuk sebagai nakhoda anyar Persib menggantikan Robert Rene Alberts yang dianggap gagal mendongkrak performa Maung Bandung.
BACA JUGA: Febby Valencia Dwijayanti Gani Diisukan Mundur dari Pelatnas Cipayung, Begini Respons PBSI
Pelatih asal Belanda itu hanya membawa Persib mengais satu kali menang dan menelan dua kali kalah di tiga laga awal Liga 1 2022/23.
Manajemen Persib kemudian membuat langkah berani dengan mengangkat Luis Milla untuk menggembleng Febri Hariyadi dan kolega.
BACA JUGA: Hasil Kejuaraan Dunia 2022: Bagas/Fikri Tumbang, Indonesia Sisakan 7 Wakil
Milla pernah dielu-elukan fan Timnas Indonesia meski sang entrenador sejatinya gagal menjawab ekspektasi.
BACA JUGA: Kejuaraan Dunia 2022: Tragis, Kento Momota Gagal Menebus Dosa
Pria 56 tahun itu hanya mampu mengantar Skuad Garuda merebut perunggu SEA Games 2017. Padahal, Milla ditargetkan meraih emas.
Selain itu, dia juga gagal menjawab tantangan dari PSSI yang meminta Indonesia menembus semifinal Asian Games 2018. Tim Merah Putih asuhan Luis Milla harus terhenti di 16 besar.
Pencapaian terbaik Milla sepanjang kariernya ialah mengantar Spanyol menjuarai EURO U-21 2011.
Selebihnya, karier Milla lebih banyak berhenti di tengah jalan, terlebih ketika di level klub. Tercatat, Milla pernah menangani sejumlah tim, seperti Al Jazira, CD Lugo, dan Real Zaragoza.
Selama memimpin tiga klub di atas, Milla tak pernah bertahan lebih dari satu musim.
Bersama Al Jazira, Milla cuma bertahan selama delapan bulan (dari 23 Februari sampai 25 Oktober 2013), dengan catatan lima kali menang, tujuh kali seri, dan menelan tujuh kali kalah.
Dua tahun berselang, Milla berlabuh ke klub divisi dua Liga Spanyol, CD Lugo. Kariernya pun tak begitu mentereng. Dia hanya melatih selama tujuh bulan (1 Juli 2015 sampai 24 Februari 2016).
Mila hanya mampu mengantar Lugo mengais sembilan kali menang, 12 kali seri, dan menelan tujuh kali kalah.
Ayah dua orang anak itu kemudian melatih klub divisi dua Liga Spanyol lainnya, yakni Real Zaragoza pada 2016. Namun, lagi-lagi karier Milla tak berlangsung lama. Dia cuma bertahan tiga bulan dengan catatan tiga kali menang, empat kali seri, dan lima kali kalah.
Melihat catatan di atas, Milla jelas belum pernah memberikan efek positif bagi klub yang dilatihnya. Kini, mampukah Milla menjawab tantangan bersama Persib Bandung? Terlebih dia mendapat kontrak cukup panjang, yakni dua tahun.(mcr15/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib