Persija dan Bali United Gesit Gaet Asing, Ada yang Lelet

Rabu, 14 Maret 2018 – 06:13 WIB
Marko Simic, striker Persija. FOTO: Angger Bondan/Jawa Pos

jpnn.com - Bali United termasuk tim yang gesit dalam urusan rekrutmen pemain asing. Pasca-ditinggal top skor Liga 1 musim lalu, Sylvano Comvalius ke klub Thailand Suphanburi FC, Serdadu Tridatu mendapatkan penggantinya yang cukup sepadan.

Yakni Ilija Spasojevic yang musim lalu mengantarkan Bhayangkara FC jadi juara.

BACA JUGA: Widodo C Putro: Hasil Imbang Ini Realistis

Tidak berhenti sampai di situ, selain tetap mempertahankan satu pemain asing lamanya yakni Nick Van der Velden, Bali United kedatangan dua bintang lagi. Yakni Demerson Bruno Costa di posisi bek tengah dan Kevin Brands di tengah.

Kecepatan dan tanpa keraguan itu tidak terlepas dari peran aktif Pelatih Bali United Widodo C. Putro.

BACA JUGA: Persija Antisipasi Tiket Palsu Laga Kontra SLNA

Mantan bintang timnas Indonesia itu memang sangat getol mengamati beberapa nama pemain asing yang masuk ke timnya dari youtube. Lantas di-sharing kemudian dipilah-pilah untuk mencari yang terbaik dan sesuai kebutuhan tim.

’’Jadi tidak bisa hanya percaya dari agen pemain saja, saya harus cari tahu sendiri track recordnya,’’ ujar Widodo.

BACA JUGA: AFC Cup 2018: Imbang di Vietnam, Bali United Terancam

Selain itu, Bali United yang selalu terbuka dengan agen-agen pemain membuatnya mudah mendapatkan pemain yang diinginkan.

Misalnya saja kakak dari Irfan Bachdim yakni Fardy Bachdim yang jadi agen dari Kevin hingga Gabriel Budi yang juga membawa Spaso dan pemain sebelumnya, Comvalius.

Hal senada juga dilakukan oleh Persija Jakarta. Bahkan, Direktur Utama Macan Kemayoran Gede Widiade membenarkan jika pihaknya menjalin kerja sama yang baik dengan agen pemain. Baik berskala internasional ataupun lokal.

Langkah itu dilakukan karena Gede ingin pemain asing yang direkrut memberi kontribusi yang nyata bagi timnya.

Pemain asing itu tidak sekedar punya skill biasa saja. ’’Jadi sangat membantu saya cari pemain asing,’’ katanya.

Jika Bali United dan Persija Jakarta mudah dapatkan pemain asing berkualitas, hal berbeda justru terjadi di Persebaya Surabaya.

Menjadi tim tradisional dengan basis dukungan suporter besar, ditambah pendanaan yang tidak terbatas dari Presiden Klub Azrul Ananda, Green Force terlihat sangat lambat di bursa transfer.

Tidak ada kejutan berarti untuk rekrutan asingnya. Dua nama yang saat ini berkostum hijau, yakni Otavio Dutra dan Robertino Pugliara bukanlah nama baru.

Dutra adalah mantan pemain Bhayangkara FC, sedangkan Robertino sempat membela Persib Bandung, Persija Jakarta, hingga Persipura Jayapura.

Keduanya pun dinilai tidak memberi warna yang berarti dalam skuad asuhan Angel Alfredo Vera.

Bahkan, hingga bergulirnya Liga 1, posisi striker asing pun susah didapat. Jarang membuka kesempatan pemain asing untuk trial bisa jadi salah satu permasalahan.

Tercatat hanya ada satu nama yang sempat di-trial yakni pemain Brasil berpaspor Timor Leste Pedro Henrique.

Hal lain, Persebaya tampak sangat alergi dengan agen pemain yang sudah banyak menyetor pemain kepadanya.

Manajer Persebaya Chairul Basalamah angkat bicara terkait hal tersebut. Dia menegaskan timnya bukanlah anti agen pemain.

Bukan juga tidak punya wawasan luas tentang pemain asing. ’’Tapi kami lebih mencari pemain yang cocok dengan karakter tim. Pemain yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan,’’ ungkapnya.

Dia tidak ingin cari pemain asing seperti kucing dalam karung. Diangkut dan dikontrak, ujung-ujungnya dipecat.

’’Itu bisa mengganggu persiapan tim. Kami sangat hati-hati untuk masalah rekruitmen pemain. Tapi semuanya memang kami serahkan kepada pelatih, dia yang punya wewenang,’’ terangnya.

Masalah berbeda dengan pemain asing dialami oleh Persib Bandung. Walau kuota maksimal 3+1 pemain sudah dipenuhi,

Pelatih Maung Bandung Roberto Carlos Mario Gomez masih tidak puas. Dia ingin mendatangkan striker asing lagi untuk klub barunya itu.

Ini jadi puncak masalah. Manajemen Persib yang merasa kuota pemain sudah lengkap kebingungan dengan permintaan Gomez. Mau tidak mau, harus ada satu pemain yang sudah dikontrak dikorbankan untuk dicoret.

Gomez sendiri menjelaskan sudah membicarakan hal tersebut secara serius dengan manajemen. Bahwa, kebutuhan akan striker asing sangat mendesak baginya. ’’Ini sangat penting jika tim ini ingin lebih baik,’’ tegasnya.

Nah, yang paling kejam terhadap pemain asing adalah Madura United. Selama persiapan jelang Liga 1 dan turnamen pramusim, kurang lebih ada 6 pemain asing yang sudah didepak.

Dua diantaranya bahkan sempat dikontrak. Performa yang tidak kunjung pemain hingga datangnya pengganti yang lebih bagus jadi alasan.

Nama-nama seperti Marcel Sacramento dan Patrick N’Koyi sempat dikontrak walaupun akhirnya dicoret. 4 pemain sisa seperti Lamjed Chehoudi, Alejandro Fiorina, Stevan Markovic, dan Sasa Kolunija bahkan sudah angkat koper ketika seleksi.

Manajer Madura United Haruna Soemitro menerangkan sejak awal bergabung pihaknya sudah menjelaskan ke pemain asingnya tentang keputusan itu. Tentang tetap akan ada evaluasi jelang bergulirnya kompetisi walaupun sudah dikontrak.

”Pencoretan pemain itu konsekuansi untuk mematangkan tim. Belum tentu pemain yang bagus diklub sebelumnya akan bagus juga di Madura,” tuturnya.

Haruna mempunyai standart tersendiri bagi pemain asing yang akan menjadi bagian dari tim berjuluk Laskar sapeh Kerrap itu.

Dia menilai pemain yang ingin menjadi bagian dari Madura United harus bisa menjalin chemistry dengan pemain lainnya. Selain itu pemain itu juga harus paham dengan skema yang diterapkan oleh pelatih.

Saat ini Fabiano Beltrame, Nuriddin Davronov, serta dua pemain anyar Alberto Antonio de Paula dan Zah Rahan Krangar yang baru saja didatangkan ke Pulau Garam.

Madura membuat keputusan yang mengejutkan dengan merekrut Zah Rahan yang sebelumnya gagal dikontrak Bhayangkara FC karena tersandung masalah verifikasi.

”Kenyataannya kami bisa mendatangkan Zah Rahan, itu artinya tidak ada masalah. Urusan imigrasi Zah Rahan sudah beres. Verifikasi juga sudah kami peroleh,” imbuhnya.

Sementara itu, Chief Operation Officer (COO) PT LIB Tigorshalom Boboy menegaskan tim yang melakukan ‘bersih-bersih’ pemain asing memang tidak dipermasalahkan.

Yang jelas, pihaknya hanya akan memantau perihal verifikasi pemain tersebut. ’’Harus sesuai regulasi, jika tidak kami tidak akan keluarkan sudah pengesahannya,’’ paparnya.

Menurutnya kebanyakan klub yang mengatakan sudah mengontrak pemain asing hanya dari lisan saja. Artinya, tidak ada surat resmi yang datang ke operator untuk verifikasi pemain tersebut.

’’Jadi meski sudah dikontrak lalu dicoret ya kan hanya lisan. Bukti di kami tidak ada, tapi tidak ada masalah,’’ lanjutnya. (rid/nia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AFC Cup 2018: Bali United Bawa Pulang 1 Angka dari Vietnam


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler