Persijap Jajaki ISL

Kecewa IPL Kurang Profesional

Sabtu, 01 September 2012 – 06:59 WIB
JAKARTA-Kabar keinginan beberapa klub peserta kompetisi Indonesia Premier League (IPL) untuk "menyeberang" ke kompetisi Indonesia Super League (ISL) semakin kencang. Terlebih, setelah Persijap Jepara mendatangi PT Liga Indonesia (PT LI), pengelola ISL, kemarin (31/8).

CEO PT Jepara Raya Multitama Adjie Darmana menjelaskan bahwa pihaknya telah merencanakan "datang kantor PT LI. Karena itu, GM baru Persijap Khoirul Mushonif langsung datang kesana untuk melakukan penjajakan.

"Memang kami masih penjajakan dengan ISL. Kemungkinan kami akan pindah, belum fix," ujarnya saat dihubungi oleh Jawa Pos.

Kepastian Laskar Kalinyamat, julukan Persijap, untuk pindah akan diputuskan setelah melakukan pembicaraan dengan manajemen dan Suporter. Karena itu, hasil penjajakan dari Khoirul akan menjadi pertimbangan utama.

"Finalnya akan diumumkan setelah pembicaraan itu. Kalau disepakati, tidak masalah, kami akan pindah ke ISL," terangnya.

Alasan Persijap untuk pindah ternyata setali tiga uang dengan masalah yang selama ini dikeluhkan oleh klub-klub yang berkompetisi di IPL. Mereka merasa kecewa karena Kinerja IPL" yang kurang professional dalam mengelola kompetisi.

Sampai saat ini, lanjut Adjie, klub-klub masih belum mendapatkan laporan pertanggung jawaban (LPJ) dari kompetisi yang baru semusim diputar tersebut. Bahkan, evaluasi pasca kompetisi pun belum dilakukan oleh PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), pengelola IPL.

"Sampai sekarang tidak jelas bagaimana revenue sharing. Janjinya kami dapat Rp 2 Miliar, ternyata masih dikasih Rp 1 Miliar, sisanya sampai sekarang tidak jelas," ucapnya.

Selain itu, Persijap juga kecewa dengan konsorsium yang menjadi sumber dana LPIS . Pasalnya, sampai saat ini mereka masih menunggak pembayaran gaji pemain. Tidak tanggung-tanggung, tunggakan terhitung tak terbayar sejak Maret lalu sampai kompetisi akhirnya usai pada Juni lalu.

Dari pemaparannya, anggaran yang masih tertunggak sampai kompetisi usai sekitar Rp 3 miiliar. Agar bisa tetap survive, pengurus dan manajemen akhirnya mengeluarkan anggaran dari kantong pribadi sebesar Rp 900 juta. "Kalau sampai Oktober, sampai kontrak pemain habis, bisa sampai Rp 6 miliar kurangnya," tutur Adjie.

Sayang, CEO PT LPIS Widjajanto masih saja sangat sulit dikonfirmasi. Pesan singkat yang dikirimkan pun tak kunjung dibalas oleh alumnus universitas Airlangga tersebut. Hanya, ketua umum PSSI Djohar Arifin sempat menanggapi" masalah klub yang akan berpindah kompetisi.

"Sabar menunggu lah klub-klub. Kami masih mempromosikan kompetisi ke Investor. Untuk format sampai saat ini memang masih belum jelas, menunggu hasilk pertemuan Joint Committee," terangnya.

Mengenai masalah tunggakan revenue sharing, Djohar menegaskan bahwa pihaknya terus membantu LPIS agar bisa menyelesaikan tunggakan secara bertahap. "Investor banyak yang tertarik, kami masih cari dana dan membantu LPIS. Hak siar juag msih kami itung-itungan dengan sponsor," tandasnya.

Di sisi lain, CEO PT LI Joko Driyono membenarkan jika memang telah melakukan pertemuan dengan GM Persijap. Namun, dia tak mau terlalu dini menyebut Persijap akan secepatnya bergabung dengan ISL karena tak ada keputusan apapun yang muncul dari pertemuan tersebut.

"Kami hanya brain storming mengenai ISL, diskusi. Tapi saya belum mau mengatakan apapun, karena sampai saat ini saya harus menghormati kerja Joint Committee," terang lelaki asal Ngawi tersebut. (aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... City Juga Memburu Maicon

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler