jpnn.com - KEDIRI - Persik Kediri memang bangga bisa menembus delapan besar Inter Island Cup 2014. Apalagi tiket tersebut diraih dengan menyingkirkan tim bertabur bintang Persebaya Surabaya ISL (Indonesia Super League) di laga penentu.
Tapi, kesuksesan tersebut ternyata juga menyisakan masalah. Aris Budi Sulistyo, pelatih Persik, mengatakan bahwa raihan ke delapan besar itu harus dibayar dengan mengorbankan banyak program penting jelang berlaga di liga unifikasi 2014.
BACA JUGA: Dua Gol Messi Bawa Barca ke Delapan Besar
"Awalnya kami berencana untuk menggelar seleksi agar tim segera terbentuk dalam pekan depan. Tapi, semua itu tak mungkin terjadi dengan adanya jadwal delapan besar ini. Itu yang membuat kami sedih," ujarnya.
Seperti diketahui, Persik berhasil lolos ke babak delapan besar setelah menang tipis 1-0 atas Persebaya ISL dalam pertandingan terakhir babak penyisihan zona Jawa-3. Persik pun akan berangkat ke Solo untuk mengikuti babak delapan besar pada 18-22 Januari nanti.
BACA JUGA: Jadikan Balap Sepeda Sebagai Show
Seperti diketahui, karena tak memiliki dana yang cukup, tim berjulukMacan Putih itu belum bisa menggelar persiapan. Bahkan, semua pemain yang saat ini membela Persik Kediri di IIC 2014 rata-rata adalah pemain yang masih dalam tahap negosiasi kontrak.
Kondisi tersebut tentu sangat berbanding jauh dengan mayoritas klub yang telah membentuk tim dengan mengontrak sejumlah pemain bernama besar sebelum berlaga di Inter Island. "Waktu kami sangat singkat untuk melakukan persiapan, padahal kompetisi musim depan tinggal menghitung hari," lanjut Aris.
BACA JUGA: Bekal Hadapi Pekan Neraka
Rencananya, kompetisi kasta tertinggi di tanah air ini akan diputar pada 1 Februari mendatang. Persik yang tergabung di wilayah barat secara kebetulan mendapat jadwal bertanding di hari pertama tersebut. Tim asal Kota Tahu -julukan Kediri-itu akan menjadi tuan rumah dengan menjamu Persita Tangerang.
Nah, sebelum waktu kick off ISL berlangsung, semua tim sudah seharusnya mendaftarkan pemainnya agar disahkan oleh PT Liga Indonesia sebagai regulator kompetisi. "Tapi, kenyataan sudah seperti ini dan kami harus bisa melewatinya," ujar pria asal Solo itu. (dik/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuota Pelatih Asing Naik
Redaktur : Tim Redaksi