PERSIPURA Jayapura seperti sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah menuai malu lantaran kredibilitasnya sebagai tim besar ISL tercoreng pasca kekalahan 1-2 dari tim pupuk bawang Persegres Gresik. Sialnya, Persipura pun merasa diakali tuan rumah dalam laga tersebut.
Usai pertandingan, asisten pelatih Persipura Mettu Duaramuri merasa ada yang tidak beres dengan laga tersebut. Terlebih dengan adanya delay dimulainya pertandingan yang mencapai 10 menit. Laga yang harusnya digelar tepat pukul 15.30 WIB, tanpa alasan jelas diundur hingga 15.40 WIB.
"Sebelum pertandingan, kami tahu kalau pertandingan ini memang ada kepentingannya bagi Gresik (Persegres, Red). Tapi jangan seperti inilah caranya. Harusnya, kalau mau bersikap fair, pertandingan tetap digelar sesuai jadwal. Ada apa sebenarnya di balik ini?," kecam Mettu.
Pun demikian dengan ketegasan pengadil lapangan sepanjang jalannya pertandingan. Keputusan yang diambil wasit Hadiyana dari Bekasi kerap menguntungkan tim tuan rumah. Beberapa pelanggaran yang dilakukan para penggawa Persegres kerap luput dari pengamatannya.
Paling mencolok terjadi dalam 10 menit terakhir. Wasit sama sekali tidak melihat posisi penjaga gawang Hery Prasetyo yang menangkap bola keluar dari garis kotak penalti. Harusnya, Persipura mendapat keuntungan dengan pelanggaran tersebut. "Ini sama saja menginjak-injak harga diri kami sebagai tim asal Papua. Mau jadi apa kompetisi negara ini kalau semuanya dibuat seperti ini," imbuh Mettu.
Dalam laga kemarin, indikasi pengaturan skor untuk menyelamatkan Persegres memang sudah terlihat sejak awal. Fakta-fakta yang dikemukakan Mettu itu bisa jadi acuannya. Sayangnya, Persipura tidak mau memperpanjang masalah ini lagi. "Kalau untuk jalannya pertandingan, silakan simpulkan saja bagaimana keputusan wasit," pungkas dia. (ren)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Sumbangkan Gelar, Maradona Dipecat
Redaktur : Tim Redaksi