SORONG - Buntut dari pertandingan laga away Persiram Raja Ampat versus Persegres Gresik di Stadion Tridarma 30 April lalu yang diakhiri dengan aksi walk out dari anak-anak Persiram yang memprotes kepemimpinan wasit , Rabu (2/5). Persiram melalui Kuasa Hukumnya Max Mahare melayangkan surat keberatan kepada PT Liga Indonesia.
Salah satu poin dari surat keberatan tersebut adalah minta pertandingan Persiram vs Persegres diulang. ”Tadi (kemarin,Red) sekitar pukul 09. 00 WIB, saya bersama Manager Persiram Raja Ampat, Hendrik Wairara, dan Asisten Pelatih Robby Binur telah mengantar surat keberatan atas kepemimpinan wasit Najamudin Aspiran dari Balikpapan, dan surat tersebut sudah diterima oleh pihak PT.Liga Indonesia, dalam hal ini pak Darwis, dan akan disampaikan kepada pimpinan PT Liga Indonesia,”terang Max Mahare, SH melalui ponsel Sorong-Jakarta.
Dikatakan Max, inti dari surat yang dilayangkan ke PT.Liga Indonesia itu selain soal keberatan atas kepemimpinan wasit yang dianggap tidak fair hingga diakhiri aksi walk out dari tim Persiram, surat tersebut juga meminta kepada PT Liga Indonesia untuk mengadakan pertandingan ulang antara Persiram Raja Ampat versus Persegres Gresik .
Seperti diketahui, dalam laga away 30 April lalu, dimenangkan oleh Persegres Gresik dengan skor 1-0. Pada menit akhir –injure time- terjadi pelanggaran keras dari pemain Gresit United terhadap Marthen Tao yang semestinya berbuah tendangan penalti bagi Persiram namun pelanggaran itu tidak dianulir oleh wasit. Tidak hanya itu, sebelumnya beberapa pelanggaran yang dilakukan tuan rumah juga diabaikan oleh wasit. Kepemimpinan wasit yang dianggap merugikan Persiram itulah yang membuat tim Persiram begitu kecewa hingga di babak akhir pertandingan anak-anak ‘Dewa Laut’ pun langsung walk out dari lapangan.
Karena emosi timnya dicurangi wasit, usai pertandingan Manager Persiram Hendrik Wairara sempat melontarkan kepada wartawan bahwa tim Persiram akan mundur dari ISL. Kuasa Hukum Persiram Raja Ampat, Max Mahare yang ditanya soal keputusan untuk mundur dari ISL, dikatakan bahwa mundurnya Persiram dari ISL baru sebatas wacana.
Diakuinya, pernyataan itu hanya karena pengaruh emosi yang meluap usai pertandingan yang dilontarkan manager Persiram setelah pertandingan . Meski begitu, kata Max Mahare, jika surat yang dilayangkan itu tidak diindahkan oleh PT Liga Indonesia maka Persiram akan mengambil sikap. Hanya saja sikap apa yang diputuskan oleh Persiram, tidak diungkapkan oleh kuasa hukum Persiram.
“Yang jelas surat yang kami masukan hari ini, (kemarin, Red), kalau tidak diindahkan hingga keberangkatan kami menjamu Persidafon Dofonsoro tanggal 8 Mei mendatang, maka managemen akan mengambil sikap. Nanti kami rapat managemen dulu, barulah bisa menentukan sikap apa yang di ambil jika PT.Liga Indonesia tidak mengindahkan surat kami,”ujar Max Mahare.
Ditambahkan Max Mahare yang juga pengacara Pemkab Raja Ampat, “Intinya kami orang Papua bermain bola untuk menghibur, kalau hal-hal begini terus dilakukan oleh wasit di Indonesia maka otomatis persepakbolaan di Indonesia akan hancur”. Sebelum keberangkatan tim Persiram ke kandang Persidafon Jayapura, Ia berharap PT.Liga Indonesia sudah menjawab surat yang dilayangkan tersebut.
Sementara itu Manager Persiram Raja Ampat, Hendrik Wairara yang dihubungi Koran ini enggan berkomentar banyak. Hanya saja Hendrik yang sehari-hari Ketua DPRD Raja Ampat membenarkan pihaknya telah menyerahkan surat keberatan atas kepemimpinan wasit dan meminta pertandingan Persiram vs Persegres Gresik diulang kembali.
Kabar keluarnya Persiram dari ISL juga dikatakan masih sebatas wacana. “Tetapi nanti kita tunggu hasil rapat PT.Liga dulu. Kalau mereka tidak mengindahkan surat kami, berarti jelas kami akan mengambil sikap tegas,”ujar Hendrik Wairara. (iso)
BACA ARTIKEL LAINNYA... CR7 Ingin Golden Boot Ketiga
Redaktur : Tim Redaksi