jpnn.com, JAKARTA - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengapresiasi pengaduan Persis Solo terkait kinerja wasit yang memimpin laga tim pujaan Pasoepati itu kontra Sragen United di Liga 2 yang berlangsung Minggu (30/4).
Dalam laga itu, Persis menuding wasit beserta hakim garis bertindak di luar prinsip sportivitas dan fair play.
BACA JUGA: PSMS Menang Dua Kali, Wali Kota Medan Janji Renovasi Stadion Teladan
Bahkan, Persis juga langsung menyambangi petinggi federasi di Kantor PSSI, Jakarta, Rabu (3/5) untuk memberikan laporan tambahan.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Persis untuk laporan yang diberikan karena itu melengkapi laporan yang dibuat PT Liga Indonesia Baru. Komite Disiplin dan Komite Wasit PSSI akan segera menindaklanjuti hal tersebut," ujar Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono.
BACA JUGA: Jadwal PSMS Berubah Lagi, Hattrick Main Kandang
Pelaksana tugas Sekretaris Jenderal PSSI itu menambahkan, semua pihak yang terlibat dalam pertandingan Sragen United kontra Persis akan dimintai keterangan.
"Sidang Komisi Disiplin dijadwalkan berlangsung Kamis minggu depan," tutur dia.
BACA JUGA: Panpel Laga 757 Kepri Kontra Persih Tembilahan Sediakan 1.230 Tiket
Pihak Persis Solo sendiri menuding wasit Bambang Sutiono beserta asisten wasit satu Kelik Purwanto sengaja membiarkan pelanggaran yang dilakukan penjaga gawang Sragen United Andi Setiawan terhadap pemain Persis Dedi Cahyono Putro.
CEO PT Persis Solo Saestu Michael Bimo Putranto meyakini Andi dengan sengaja membenturkan lututnya ke kepala Dedi Cahyono yang mengakibatkan pemain tersebut tidak sadarkan diri.
Namun, tidak ada keputusan apa pun dari wasit terkait hal tersebut. "Wasit menganggap tidak ada pelanggaran apa pun," kata Bimo.
Memang, lanjut Bimo, ada dugaan wasit tidak melihat.
Akan tetapi, asisten wasit Kelik dianggap menyaksikan kejadian itu dengan jelas tetapi tidak mengangkat bendera tanda pelanggaran dan tak memberikan informasi apa pun pada wasit.
Selain itu, wasit juga dianggap kelewatan karena memberikan hukuman kartu merah pada pemain Persis Andriantono Ariza yang dengan alasan melakukan protes berlebihan.
"Andriantono itu pemain cadangan. Kami yakin dia dikartu merah setelah ada bisikan dari pemain lawan," tutur Bimo.
Pihak Persis pun mengkritik panita penyelenggara pertandingan karena tidak menyediakan fasilitas medis yang memadai.
Saat Dedi pingsan, pihak panpel tidak menyediakan ambulans dan oksigen.
"Untungnya stadion dekat dengan rumah sakit, kalau tidak bisa fatal," ujar Bimo.
Melalui laporan yang dilengkapi dokumen resmi dan video, Persis Solo menginginkan kejadian-kejadian serupa tidak terulang di seluruh pertandingan liga dan kompetisi di Indonesia.
Mereka pun berharap semua yang divonis bersalah dijatuhi hukuman maksimal. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pusamania Borneo FC Kembali Lepas Pemain Muda ke Klub Liga 2
Redaktur & Reporter : Ragil