Persoalan Tarif, GoJek dan Grab Bersatu Geruduk Kantor Ojek Maxim

Senin, 16 Desember 2019 – 15:41 WIB
Ratusan pengemudi ojek online mendatangi kantor Maxim perwakilan Soloraya, Senin. Antara/Aris Wasita

jpnn.com, SOLO - Ratusan pengemudi ojek online atau berbasis daring di Soloraya menggeruduk kantor Maxim Perwakilan Surakarta.

Para driver ojek online itu menuntut penyamaan tarif minimal pelayanan kepada pelanggan.

BACA JUGA: Dua Pria Berjaket Driver Ojek Online Tiba-Tiba Keluarkan Senjata Api di Minimarket

"Seperti diketahui, kalau tarif minimal kami kan Rp7.000-10.000, sedangkan Maxim ini main di Rp2.000-3.000," kata penanggung jawab kegiatan Bambang Wijanarko di sela aksi di Solo, Senin.

Dia mengatakan kali ini sekitar 500 pengemudi ojek online yang merupakan gabungan dari Gojek dan Grab tersebut memberikan waktu tiga hari untuk menyamakan tarif.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Sandiaga Uno Bela Anies Baswedan Hingga Pemain Proyek Kemendikbud

"Kami melakukan aksi damai, tidak anarkis. Tadi saat mediasi di dalam kami beri waktu tiga hari tersebut, tetapi untuk saat ini kami tutup kantornya dulu," katanya.

Meski demikian, pihaknya tidak menutup aplikasi Maxim karena masih menghargai mitra Maxim yang mencari nafkah di lapangan.

"Tetapi kalau dalam waktu tiga hari ini mereka tidak bisa menyamakan tarif maka kantor kami tutup, aplikasi Maxim kami tutup," katanya.

Selain itu, jika dalam waktu tiga hari perusahaan tersebut masih menggunakan tarif lebih murah maka dipastikannya para pengemudi ojek online akan melakukan aksi yang lebih besar dibandingkan kali ini.

"Tunggu saja, kami tidak menjamin keamanan mitra Maxim. Sebenarnya kami tidak mau anarkis tetapi kan mereka sudah membuat pernyataan bahwa sanggup menyamakan tarif," katanya.

Sementara itu, diakuinya, perbedaan tarif minimal yang terlalu besar tersebut cukup merugikan ojek online lain karena banyak pelanggan yang berpindah dari Gojek dan Grab ke Maxim.

"Ini (tarif Maxim) sangat menzalimi ojol lain. Sebetulnya kejadian ini tidak hanya di Kota Solo tetapi juga kota lain. Malah aksi di Solo ini termasuk telat karena sebetulnya selama delapan bulan ini kami masih berusaha 'ngemong'," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler