jpnn.com - JAKARTA - PT Pertamina (Persero) sedang menyiapkan distribusi pertalite ke luar Jawa-Bali yang menjadi lokasi awal uji pasar bahan bakar beroktan 90 itu. Penyebaran tersebut mulai dilakukan setelah respons pasar saat ini terus meningkat. Bahkan, pertalite berhasil menggeser 11 persen market share premium.
VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan, sudah ada beberapa daerah yang meminta disediakan pertalite. Misalnya, Batam, Makassar, dan beberapa kota di Kalimantan. Namun, belum ada keputusan dari manajemen wilayah mana yang menjadi tujuan distribusi berikutnya.
BACA JUGA: 2020, Targetkan Produksi Mobil 2,5 Juta Unit
"Sangat mungkin di wilayah yang punya terminal besar dulu," ujarnya kemarin (20/8).
Meski belum bisa menyebut daerah yang menjadi tujuan berikutnya, Wianda mengatakan, itu bukan masalah. Sebab, yang paling penting adalah calon pasar pertalite di luar Jawa-Bali sudah terbentuk.
BACA JUGA: Pabrik Mobil Wuling Dibangun di Indonesia
Soal waktu pendistribusian, Wianda belum bisa menjawab dengan pasti. Yang jelas, sampai akhir tahun nanti sudah ada pendistribusian pertalite di luar Jawa. Menurut dia, itu sudah menjadi bagian dari rencana 500 SPBU telah menjual pertalite di akhir 2015.
"Kami akan terus memperluas pemasaran pertalite karena permintaan cukup tinggi. Paling cepat akhir pekan ini jumlah outlet SPBU yang menjual pertalite ditargetkan mencapai 400 unit," terang Wianda.
BACA JUGA: Optimistis Industri Otomotif Indonesia ke Makin Cerah
Namun, target tersebut sangat mungkin terlampaui. Sebab, setiap minggu SPBU yang menjual pertalite bertambah sampai 100 lokasi. Saat ini, belum genap dua bulan sejak diluncurkan, ada 286 unit SPBU yang melayani penjualan pertalite. Terbanyak terdapat di Jawa bagian barat dengan 139 SPBU. Lantas, di Jawa bagian tengah, ada 27 SPBU.
Di wilayah Jawa bagian timur, sudah ada 120 SPBU yang menjual pertalite. Dari SPBU yang menjadi lokasi uji pasar itulah terlihat peningkatan konsumsi pertalite. Wianda menyebut market share pertalite secara meyakinkan dan konsisten meningkat hingga 13 persen.
"Market share premium turun menjadi sekitar 68 persen dari semula sekitar 79 persen," tuturnya.
Dari angka itu, rata-rata penjualan pertalite dalam beberapa hari terakhir mencapai 3,28 kiloliter (kl) per SPBU tiap hari. Tapi, di beberapa SPBU seperti di tengah Kota Jakarta, ada yang mencapai 8 ribu kl per hari.
Wianda menambahkan, makin agresifnya Pertamina mendistribusikan pertalite bukan berarti premium akan hilang. Menurut dia, perseroan tidak punya wewenang untuk melakukan hal seperti itu. Tugas Pertamina adalah memastikan bahan bakar tersebut tersedia dan tidak sampai terjadi kelangkaan.(dim/c17/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TAITRA Target 80 Perusahaan Taiwan Hadiri Taiwan Trade Meeting
Redaktur : Tim Redaksi