Pertama di Indonesia, Kilang Pertamina Internasional Siap Produksi SAF Tersertifikasi

Jumat, 10 Januari 2025 – 13:31 WIB
PT Kilang Pertamina Internasional memantapkan langkah menjadi pemimpin transisi penggunaan bahan bakar ramah lingkungan di tingkat nasional. Foto: Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus memantapkan langkah menjadi pemimpin transisi penggunaan bahan bakar ramah lingkungan Sustainable Aviation Fuel (SAF) di tingkat Nasional dan regional Asia Tenggara.

Hal ini ditandai dengan diraihnya sertifikat ISCC (International Sustainability Carbon Certification) Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Europe Union (EU) untuk memproduksi SAF dari bahan baku minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO).

BACA JUGA: Pertamina Sukses Menjaga Pasokan Energi Nasional Selama Periode Natal dan Tahun Baru

Dengan diraihnya sertifikasi ini, SAF KPI memenuhi persyaratan sustainability dan dapat diterima serta diperdagangkan sesuai regulasi International Civil Aviation Organization (ICAO) CORSIA (worldwide) dan Uni Eropa.

"Unit TDHT (Treated Distillate Hydro Treating-red) yang berlokasi di Kilang Cilacap telah berhasil meraih sertifikasi ISCC Corsia dan EU untuk SAF pada awal Desember 2024 lalu," kata Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen.

BACA JUGA: Pertamina Hulu Rokan Catatkan Lifting Minyak 58 Juta Barel Sepanjang 2024

Menurut Hermansyah sertifikat itu menunjukkan pengakuan dunia internasional atas kemampuan dan kapabilitas KPI dalam memproduksi SAF.

Dia menjelaskan Unit TDHT Kilang Cilacap, selain dapat memproduksi Pertamina SAF, unit ini juga dapat memproduksi bahan bakar solar nabati yang berasal dari 100% bahan baku nabati sejak 2022.

BACA JUGA: Raih Skor BBB, Pertamina NRE Tunjukkan Komitmen dan Keseriusan Mengelola ESG

Produk tersebut dikenal dengan nama Pertamina Renewable Diesel (RD) atau Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) yang juga telah bersertifikat ISCC.

KPI menurut Hermansyah juga terus melakukan inovasi untuk memproduksi Pertamina SAF melalui Project USAF (UCO to SAF) yang dicanangkan sejak tahun 2024.

"KPI sebelumnya mampu memproduksi Pertamina SAF dengan bahan baku Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) atau minyak inti sawit, dan kini KPI siap melangkah dengan memproduksi Pertamina SAF tersertifikasi ISCC pertama di Indonesia/Regional dengan bahan baku minyak jelantah yang direncanakan pada kuartal- I tahun 2025," kata Hermansyah.

SAF yang dihasilkan menggunakan campuran bahan baku minyak jelantah ini memiliki kelebihan berupa emisi karbon yang lebih rendah sekitar >90% dibandingkan avtur yang berbahan baku 100% minyak bumi.

Selain itu, penyerapan minyak jelantah untuk digunakan sebagai campuran bahan baku pembuatan avtur ini dapat berkontribusi dalam pengurangan limbah minyak goreng bekas pakai yang dapat berpotensi mencemari lingkungan.

Selanjutnya kata Hermansyah, dalam rangka persiapan produksi SAF dari minyak jelantah, dijadwalkan pada Januari 2025 dilakukan penggantian katalis yang mampu mengolah minyak jelantah menjadi SAF di Kilang Cilacap.

"Katalis yang akan digunakan merupakan hasil pengembangan Technology and Innovation Pertamina berkolabrasi dengan expert dan engineer PT Kilang Pertamina Internasional. Katalis ini diproduksi di fasilitas pabrik katalis dalam negeri. Hal ini menunjukkan penguasaan teknologi advance oleh engineer Indonesia,” jelas Hermansyah.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina Group berkomitmen dalam pengembangan energi ramah lingkungan, termasuk SAF yang dimanfaatkan untuk mendukung industri transportasi udara di Indonesia.

"Melalui pengembangan bahan bakar hijau, Pertamina bertekad menjalankan mandat ketahanan dan kedaulatan energi Indonesia, sekaligus ikut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan di Tanah Air," pungkas Fadjar. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Aksi Nyata Penerima Beasiswa Pertamina Sobat Bumi dalam Melestarikan Lingkungan


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, JPNN.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler