jpnn.com - JAKARTA - Pertamina menggandeng pasukan elite TNI AL, yakni Detasemen Jalamangkara atau Denjaka untuk mengamankan infrastruktur energi yang merupakan objek vital nasional atau obvitnas.
Keterlibatan Denjaka terlihat dalam simulasi pembebasan Kapal MT Sanga-Sanga yang dibajak di perairan Balikpapan pada akhir bulan lalu.
BACA JUGA: Gegara Ini Pertamina Diprediksi Bakal Kebanjiran Investor
“Pertamina harus memastikan keamanan seluruh infrastruktur energi untuk menjaga stok dan ketahanan energi nasional,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
Fadjar menyampaikan menjaga ketahanan energi nasional sama pentingnya dengan menjaga kedaulatan bangsa, sehingga TNI dan Polri menjadi garda terdepan dalam menjaga aset Pertamina di seluruh Indonesia.
BACA JUGA: HUT Ke-66 Pertamina, Ini Tiga Strategi Rencana Jangka Panjang yang Siap Dilakukan
“Simulasi ini diharapkan makin memperkuat sinergi antara Pertamina dengan TNI, Polri dan seluruh stakeholder sehingga jika terjadi situasi darurat bisa segara diatasi dengan cepat, seperti tergambar dalam simulasi,” ujar Fadjar.
SVP HSSE PT Pertamina (Persero) Lelin Aprianto menyampaikan dipilihnya Balikpapan sebagai lokasi latihan dikarenakan di kota ini Pertamina memiliki berbagai entitas bisnis yang komprehensif, baik dari tingkat holding hingga level sub-holding yang lengkap.
BACA JUGA: 66 Tahun Pertamina Berkiprah Membangun Ketahanan Energi dan Ekonomi Indonesia
“Sehingga keterlibatan hampir keseluruhan pihak bersama TNI AL bisa maksimal dalam latihan ini. Kami mengapresiasi TNI AL atas terselenggaranya latihan bersama ini,” ungkap Lelin.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Dalam simulasi di Perairan Balikpapan, Kapal Tanker MT Sanga-Sanga yang akan memasuki Teluk Balikpapan diserang 20 pembajak bersenjata api yang menggunakan 2 speedboat dan naik dari sisi kiri lambung kapal.
Salah satu ABK menyaksikan dan melaporkan kepada Anjungan (Officer Jaga).
Captain Kapal Tanker menerima laporan dan memerintahkan untuk mengaktifkan emergency response onboard dan pada saat yang bersamaan Captain Kapal melaporkan posisi koordinat kapal kepada Company Security Officer.
Selama serangan oleh pembajak, seluruh awak kapal disandera di bridge atau anjungan kapal. Komunikasi dengan kapal terputus.
Kapal tanker dikuasai oleh pembajak dan mencoba membawa kapal keluar dari tujuan awal.
Jangkar kapal terseret dan mengenai pipa minyak bawah laut 16” dari Field Tanjung menuju Kilang Balikpapan.
Anjungan Minyak Lepas Pantai Sepinggan milik Pertamina juga tidak luput dari serangan para pembajak.
Pembajak menuntut pembayaran tebusan sebesar USD 10 juta yang harus ditransfer ke rekening bank Swiss dan Rp 10 miliar diserahkan dalam bentuk tunai.
Pembajak mengancam akan menewaskan satu per satu awak kapal setiap rentang waktu 5 menit jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi.
Pasukan TNI AL melakukan pengintaian dari NUI (Normalize Unmane Installation) untuk persiapan penyerangan.
Tidak butuh waktu lama, TNI AL dengan taktis melakukan penanggulangan dan serangan dari udara dan laut termasuk penyusupan dari bawah air serta melalui aksi terjun payung untuk mengepung dan mengatasi situasi di MT Sanga-Sanga.
Pasukan Denjaka menyerang dari bawah air menggunakan Sea Rider untuk menyerang pembajak di kapal tanker.
Pasukan TNI AL melakukan aksi terjun payung dan mendarat di rubber duck offshore sekitar Anjungan Minyak Lepas Pantai Sepinggan milik Pertamina, lalu menyerang pembajak di tanker dan platform offshore, seluruhnya berhasil dilumpuhkan.
Panglima Komando Armada Republik Indonesia (Pangkoarmada RI) Laksamana Madya TNI Heru Kusmanto mengatakan pelaksanaan latihan penanganan gangguan keamanan di laut dilakukan dengan cepat dengan menerjunkan 274 personel detasemen antiteror Denjaka yang didukung berbagai elemen pasukan TNI AL.
"Kami melaksanakan latihan penanganan gangguan keamanan di laut khususnya menangani gangguan keamanan, baik itu perompakan maupun sabotase sehingga diharapkan kekuatan ini lebih solid dan sinergis bekerja sama dengan Pertamina," katanya. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi