jpnn.com, JAKARTA - Geothermal atau energi panas bumi memiliki berbagai manfaat yang tersembunyi.
Selain untuk menghasilkan listrik, geothermal juga bisa mengurangi emisi dan mengoptimalkan sumber daya energi natural domestik.
BACA JUGA: PN Jakarta Pusat Tolak Gugatan Serikat Pekerja Pertamina, Begini Kata Prof Yusril
Geothermal juga ikut berkontribusi dalam pembangunan daerah. Hal ini disampaikan oleh Manager Government & Public Relation Pertamina Geothermal Energy (PGE), Sentot Yulianugroho.
Sentot menjelaskan, keberadaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berperan mengurangi emisi gas buang karbondioksida (CO2).
BACA JUGA: Tren Ikoy-ikoyan, Wirang Birawa Berkomentar Begini
Berdasarkan perhitungan versi Carbon Neutral Calculator, pengurangan gas rumah kaca bahkan telah mencapai 14,91 juta ton CO2 per tahun.
Jumlah itu didapatkan berdasarkan kapasitas PLTP di Indonesia sebesar 2.130,6 Megawatt.
BACA JUGA: Semen Indonesia Jalin Kemitraan dengan TCC Jepang, Menteri BUMN Beri Apresiasi
"PGE yang sudah mengoperasikan pembangkit listrik geothermal sejak hampir lima dekade lalu sudah turut mengurangi berjuta-juta ton gas CO2," ucap Sentot.
Saat ini saja, dengan kapasitas 672 MW, PGE sebagai bagian dari Sub Holding Pertamina PNRE telah berpartisipasi mengurangi 3,6 juta ton CO2 per tahun.
Menurut Sentot, partisipasi pengurangan CO2, sebagaimana khazanah penyelamatan lingkungan global.
Hingga saat ini, PGE setidaknya mengelola tujuh proyek dalam kerangka Clean Development Mechanism (CDM), enam di antaranya terdaftar di UNFCC (United Nations Framework Convention on Climate Change).
Terkait dengan optimasi sumber daya domestik, ujar Sentot, keberadaan PGE dari sisi ekonomi makro telah berkontribusi terhadap penghematan devisa.
Sejak 1997, Indonesia harus mengimpor minyak karena produksi dalam negeri tak sanggup memenuhi konsumsi yang terus meningkat.
"Beroperasinya PLTP secara tidak langsung berkontribusi terhadap penghematan cadangan devisa migas," katanya.
Menurut Sentot, keberadaan geothermal juga berkontribusi terhadap pajak dan PNBP (pendapatan negara bukan pajak).
PGE berkontribusi memberikan 34% dari pendapatan bersihnya (Nett Operating Income) setiap tahun kepada negara.
Kehadiran PLTP, Sentot juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal lewat partisipasinya dalam pembangunan daerah. Kontribusi paling utama adalah pembangunan infrastruktur.
Dengan lokasi yang selalu berada di remote area, perusahaan harus membangun infrastruktur jalan untuk memperlancar transportasi logistik.
Jalan yang tadinya hanya berupa tanah, bahkan hanya jalan setapak, diperlebar dan diaspal. Bahkan jika tanahnya labil, dilakukan pembetonan.
Sentot mencontohkan, masyarakat Desa Ngarip di kawasan lapangan geothermal Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, merasakan betul infrastruktur jalan yang dibangun PGE.
Dulu, jika hujan lebat, masyarakat bisa memakan waktu sehari semalam bermobil untuk sampai ke Kota Pringsewu yang berjarak 55 kilometer.
Dampaknya, ekonomi Desa Ngarip dan desa-desa yang dilintasi jalan beraspal tersebut ikut berkembang.
“Sekarang kurang dari dua jam dalam cuaca apa pun. Kehidupan sosial dan kesejahteraan masyarakat meningkat signifikan," ucap Sentot.
Di area PGE Area Lumut Balai, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, dua desa di Kecamatan Semende Darat Laut, Desa Penindaian dan Desa Babatan, juga menjadi terhubung jalan aspal.
Sebelumnya, kedua desa itu jauh berada di dalam hutan dan produk pertaniannya sulit bersaing karena mahalnya biaya transportasi. Kini, produk pertanian dari dua desa tersebut lebih laku di pasaran.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy