Pertamina Hanya Kuasai 15 Persen Energi Nasional

Sabtu, 06 April 2013 – 09:28 WIB
PLAJU - Hingga saat ini, PT Pertamina (persero) hanya menguasai 15 persen sumber energi nasional seperti minyak dan gas. Sedangkan perusahaan luar negeri atau perusahaan migas asing, menguasai sedikitnya 80 persen sumber energi tersebut. Karena itu, sebagai bagian upaya mendukung kedaulatan energi nasional, Pertamina mendesak semua pihak agar pengelolaan sumber energi nasional diserahkan ke anak bangsa melalui PT Pertamina.
      
“Semua blok migas yang ada di Indonesia harusnya dikelola oleh anak bangsa sehingga semua blok migas yang berpotensi dapat dikembalikan ke Pertamina selaku perusahaan nasional. Sebab, sampai saat ini Pertamina hanya mengelola 15 persen dengan produksi minyak 90-100 ribu barel/hari,” ujar Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu, Ugan Gandar, ditemui di sela-sela peresmian gedung Serikat Pekerja Pertamina (SPP) Refinery Unit III, Jumat (5/4).  

Menurutnya, dari tiga aspek ketahanan nasional, seperti ketahanan ekonomi, pangan, dan energi, sudah seharusnya Pertamina sebagai perusahaan nasional memiliki hak lebih untuk mengelola sumber energi nasional. “Bila salah satunya tidak bisa terpenuhi, secara otomatis ketahanan nasional tidak akan tercapai. Apalagi bila sampai energi nasional dikuasai asing, sudah barang tentu kedaulatan energi nasional tidak akan tercapai,” bebernya didampingi ketua umum SPP RU III, Fahru Rozie.

Selain itu, adanya anggapan dari berbagai pihak yang menyebutkan PT Pertamina tidak memiliki kemampuan untuk mengelola energi nasional, merupakan sikap yang keliru. Pasalnya, pihaknya menganggap apa yang dilakukan Pertamina akan mampu mengelolanya. “Sebagai contoh, Blok Madura setelah semua saham kepemilikan dikelola Pertamina, terjadi kenaikan produksi hingga 30 ribu barel/hari,” ulasnya.

Meski demikian, dalam waktu dekat, pihaknya juga akan mendesak semua pihak termasuk pemerintah agar semua blok migas yang masa kontraknya berakhir agar pengelolaan blok migas tersebut dikelola oleh anak bangsa. Dan dua blok migas yang akan berakhir kontraknya yaitu di Blok Migas Siak, Riau, dan Blok Mahakam.
“Semua stakeholder mulai dari ormas, LSM, mahasiswa, tokoh masyarakat dan tokoh agama semua sudah menyatakan tekad untuk mendukung gerakan kedaulatan energi nasional dengan mengembalikan pengelolaan blok migas ke perusahaan negara dalam hal ini Pertamina,” terangnya.

Untuk itu, dengan dikembalikannya pengelolaan energi nasional tersebut, paling tidak akan meningkatkan nama Pertamina sebagai perusahaan nasional yang kuat dan membela hak warga negara untuk mendapatkan energi. “Targetnya, dengan dikembalikan blok migas, akan meningkatkan produksi migas yang pada akhirnya berpengaruh pada ketersediaan migas. Tentunya akan mengurangi defisit untuk membeli atau mengimpor migas,” tegasnya.

GM Pertamina RU III, Ignatius Talulembang mengungkapkan, pihaknya sangat mendukung langkah yang dilakukan oleh serikat pekerja dalam mengupayakan dikembalikannya pengelolaan blok migas dari perusahaan asing ke Pertamina. Dan memang sudah seharusnya pengelolaan migas di Indonesia dilakukan oleh anak bangsa.

“Paling tidak target kedaulatan energi nasional pada tahun 2025 bisa tercapai. Akan lebih baik, dalam waktu dekat blok migas yang berakhir masa kontrak dikembalikan ke negara untuk pengelolaannya melalui Pertamina selaku perusahaan negara,” tandasnya. (afi/via/ce4)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuota BBM Sudah Jebol

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler