Total keuntungannya mencapai Rp 123,93 triliun. Pada 2012 perusahaan-perusahaan negara diberi target laba Rp 145,56 triliun atau naik 17,45 persen dibandingkan 2011.
Sayang, masih ada 22 perusahaan BUMN yang mengalami kerugian. Jika dihitung secara total, kerugian itu cukup besar yakni mencapai Rp 3,2 triliun. ”Tapi jika dibandingkan dengan nilai keuntungan yang diraih 118 perusahaan BUMN, angka kerugian itu kecil,” kata Wahyu.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, Pertamina masih menjadi penyumbang terbesar laba perusahaan BUMN tahun 2011, yaitu sebesar Rp 21,09 triliun. Disusul PT Telkom Tbk yang membukukan laba Rp 15,47 triliun, PT Bank BRI Tbk dengan laba Rp 15,08 triliun, PT Bank Mandiri Tbk yang labanya Rp 12,69 triliun, dan PT Perusahaan Listrik Negara laba Rp 7,19 triliun.
Sedangkan perusahaan BUMN yang ruginya paling besar pada 2011 adalah PT PAL Indonesia yang mencatat rugi bersih terbesar Rp 1,32 triliun. Tidak ada perusahaan plat merah lain yang mengalami kerugian mencapai angka triliunan seperti perusahaan galangan kapal ini. Dan BUMN yang mengalami kerugian terkecil adalah PT Inhutani III, senilai Rp 58 juta.
Peningkatan laba yang diraih perusahaan BUMN berdampak pada peningkatan dana tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) yang disalurkan kepada masyarakat. Wahyu mengatakan, pihaknya menargetkan dana untuk program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) naik jadi Rp 6,16 triliun pada tahun ini, atau meningkat 28,33 persen dibandingkan dana PKBL pada tahun lalu sebesar Rp 4,8 triliun.
Dana PKBL sebesar Rp 6,16 triliun itu terdiri atas dana pada program kemitraan sebesar Rp 3,59 triliun, dan program bina lingkungan sebesar Rp 2,57 triliun. Jumlah mitra binaan mencapai 50.000.
Selain itu, perusahaan-perusahaan BUMN sudah bergerak menggelar 400 pasar murah di seluruh Indonesia. Kendati harga BBM bersubsidi belum naik, program ini untuk mengantisipasi harga-harga kebutuhan pokok yang sudah terlanjur naik. Dana yang dikeluarkan untuk membiayai pasar murah ini sebesar Rp 300 miliar. (dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Disarankan Tak Tunggu Harga Minyak Dunia Melambung
Redaktur : Tim Redaksi