jpnn.com, JAKARTA - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menjadi ujung tombak Pertamina dalam pengembangan bisnis energi bersih dengan menargetkan kapasitas terpasang pengembangan pembangkit listrik berbasis energi bersih mencapai 6 GW pada tahun 2029 mendatang.
Target ini merupakan cerminan dari ambisi Pertamina untuk terus menambah portofolio bisnis energi bersih tercermin dari bisnis yang dilakukan anak usahanya, yaitu Pertamina NRE melalui pilar bisnis rendah karbon, energi terbarukan, dan pengembangan.
BACA JUGA: Pertamina NRE Teken Kerja Sama Pengembangan PLTS dan PLTB dengan Masdar
Target 6 GW tersebut akan dikontribusikan dari gas to power dan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, seperti geothermal, tenaga surya, dan biogas.
Hingga tahun semester pertama 2024, kapasitas terpasang pembangkit Listrik yang dioperasikan Pertamina sudah mencapai sekitar 2,6 GW.
BACA JUGA: WWF 2024: Pertamina NRE Targetkan Pertumbuhan Bisnis Rendah Emisi, Ini Prioritasnya
Chief Executive Officer Pertamina NRE John Anis menyampaikan Pertamina strategi pertumbuhan ganda, yaitu memperkuat bisnis migas eksisting dan mengembangkan bisnis rendah karbon sebagai penggerak bisnis masa depan.
"Untuk itu, Pertamina NRE memiliki peran sangat strategis dengan menjadi garda terdepan Pertamina untuk mengembangkan bisnis energi bersih dan bisnis baru,” ujar John Anis.
Bukan itu saja, lanjut John Anis, Pertamina NRE juga menetapkan sejumlah target lainnya di tahun 2029, antara lain kredit karbon ditargetkan terjual mencapai 19,2 juta ton setara CO2 pada tahun 2029.
September tahun lalu, Pertamina NRE berhasil menjadi penjual kredit karbon pertama di perdagangan perdana IDX Carbon dengan volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 800 ribu ton setara CO2.
Pertamina NRE juga menargetkan produksi hidrogen bersih mencapai 7000 ton per tahun pada tahun 2029 dan bioethanol mencapai 840 ribu kilo liter.
Pada bisnis ekosistem baterai dan kendaraan listrik, Pertamina NRE menargetkan produksi mencapai 51,4 GWh.
Dengan semua target tersebut, anggaran investasi yang disiapkan mencapai USD 6,2 miliar pada tahun 2029.
Angka ini naik lebih dari delapan kali lipat anggaran investasi tahun ini.
Tahun ini, Pertamina NRE fokus dengan beberapa inisiatif prioritas, antara lain pengembangan bisnis bioethanol untuk mendukung peningkatan pemanfaatan bahan bakar nabati di Indonesia yang bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga.
Kemudian pengembangan area geothermal Lumut Balai 2 sebesar 55 MW, pengembangan bisnis geothermal di luar negeri, bisnis karbon, dan hidrogen untuk bahan bakar kendaraan (hydrogen for mobility).
Pertamina NRE menunjukkan pertumbuhan bisnis yang cukup baik.
Pada kinerja finansial tahun 2023, Pertamina NRE membukukan peningkatan pendapatan sebesar 6 persen dibandingkan tahun 2022, yaitu menjadi USD 411,5 juta.
Sedangkan EBITDA dan laba bersih berturut-turut mencapai sebesar USD 331,77 juta dan USD 146,60 juta, atau naik sebesar 11 persen dan 24 persen dibandingkan tahun 2022.
John Anis mengaku sangat mengapresiasi kerja keras seluruh keluarga besar Pertamina NRE sehingga di tahun 2023 Pertamina NRE berhasil membukukan kinerja yang positif.
"Dengan amanah yang dipercayakan kepada Pertamina NRE untuk memimpin transisi energi di Pertamina Group, tantangan yang kami hadapi tidak mudah. Namun kami yakin dengan kolaborasi solid Pertamina NRE serta dukungan semua stakeholder, kami mampu mengawal transisi energi sesuai yang diharapkan,” ungkap John Anis.
Pada aspek operasional, di tahun 2023 Pertamina NRE berhasil meningkatkan produksi listrik menjadi 5.452 GWh, atau meningkat sebesar 17 persen dibandingkan tahun 2022.
Kenaikan tersebut dikontribusikan dari berbagai jenis pembangkitan, antara lain gas to power, geothermal, solar dan biogas.
Pembangkit listrik yang dioperasikan Pertamina NRE juga menunjukkan keandalan yang baik, yang ditunjukkan dari equivalent availability factor (EAF) mencapai 97,20 persen dari target 89,37 persen, serta equivalent forced outage rate (EFOR) hanya 0,21 persen, atau jauh di bawah batas toleransi yang ditetapkan sebesar 2,43 persen.
Kinerja operasional ini juga didukung oleh kinerja HSSE yang baik, di mana total jam kerja selamat mencapai 18.518.447 dan tanpa fatalitas.
Capaian Pertamina NRE lainnya selama tahun 2023 antara lain keberhasilan anak usahanya, Pertamina Geothermal Energy, melaksanakan initial public offering (IPO) pada 25 Februari 2023 dengan kode emiten PGEO.
PGE juga berhasil menerbitkan global green bond senilai total USD 400 juta.
Pertamina NRE juga menjadi penjual kredit karbon satu-satunya pada perdagangan perdana saat peluncuran bursa karbon pada 26 September 2023 yang diresmikan oleh oleh Presiden Joko Widodo.
Pada Juni 2023, konsorsium PGE dan Chevron berhasil memenangkan lelang ayah Kerja Panas bumi Way Ratai, Lampung, dan siap untuk melakukan pengembangan.
Selain itu, sejumlah PLTS di area operasi Pertamina berhasil terpasang dan beroperasi, antara lain PLTS WK Rokan berkapasitas 25,7 MW, beberapa PLTS di beberapa area kilang dengan total kapasitas 5,5 MW, dan gas to power di RU Dumai sebesar 12,9 MW.
Pertamina NRE juga menunjukkan kinerja keberlanjutan yang sangat baik, yang ditunjukkan dari ESG rating mencapai 13, atau masuk dalam kategori medium risk dan menduduki peringkat 3 dunia untuk sektor independent power producer (IPP).
Skor baik tersebut membuktikan bahwa Pertamina NRE cukup baik dalam mengelola risiko dari aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan saat ini Pertamina fokus untuk mengembangkan energi bersih dan mempercepat transisi energi.
Sejalan dengan strategi bisnis Pertamina untuk mengembangkan bisnis rendah karbon, pihaknya mendukung Pertamina NRE untuk terus berekspansi.
"Peningkatan bisnisnya tidak hanya berdampak bagi peningkatan energi transisi di Indonesia dan ketahanan energi nasional, namun juga bermanfaat untuk pencapaian target NZE 2060 yang ditetapkan pemerintah," ujar Fadjar.
Pertamina NRE berkomitmen mendukung ketahanan energi melalui pengembangan energi bersih, serta mendukung Net Zero Emission 2060. Pertamina NRE mengimplementasikan aspek ESG secara terintegrasi ke dalam bisnisnya.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi