Pertamina Tawarkan Tambahan Modal Rp 32 Triliun

Jumat, 01 Juli 2016 – 12:41 WIB
Pertamina Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Konsensi pengelolaan Blok Mahakam di Kalimantan Timur akan berganti. PT Pertamina akan mengambil alih dari Total Indonesie dan Inpex Corporation pada Januari 2018.

Namun, Pertamina waswas masa peralihan kontraktor tahun depan berpengaruh terhadap penurunan produksi. Sebab, Total dan Inpex memastikan berkurangnya nilai investasi yang dibenamkan di Blok Mahakam pada 2017 dan 2018.

BACA JUGA: Lepas Ribuan Menara, XL Raih Rp 3,5 Triliun

Apalagi, hingga kini, Total dan Inpex belum menjawab tawaran share down sebesar 30 persen. ’’Proses transisi terus berjalan. Dalam dua tahun ini Total memang menurunkan investasinya,’’ kata Dwi kemarin (30/6).

Merosotnya investasi memang tidak memengaruhi proses transisi. Apalagi, Total berkomitmen membantu proses transisi tanpa mencampuradukkan urusan lain seperti persoalan share down.

BACA JUGA: Skema Network Sharing Pro Rakyat, Negara tak Rugi

Meski demikian, Pertamina tetap berancang-ancang untuk skenario yang kurang menguntungkan. Untuk menambal modal operasional selama dua tahun ke depan, misalnya, Pertamina menawari Total dan Inpex untuk menggunakan kas perseroan.

Bahkan, Pertamina menawarkan tambahan modal USD 2,5 miliar atau setara dengan Rp 32 triliun. Dana yang dikucurkan akan disesuaikan dengan rencana produksi Total selama dua tahun ke depan.

BACA JUGA: Resmi Akuisisi Newmont, Medco Gelontorkan Rp 34 Triliun

Namun, tawaran itu tidak mudah karena Pertamina belum memiliki hak sehingga hanya bisa menunggu niat baik kedua operator existing.

’’Kami mulai siap-siap dengan mengusahakan agar Pertamina bisa lebih dulu berinvestasi pada 2007. Jadi, penurunan (produksi, Red) pada 2018 bisa ditekan,’’ ungkap Dwi.

Meski tergolong blok tua, Blok Mahakam masih diandalkan untuk memenuhi target lifting nasional. Berdasar data Total, produksi gas di Blok Mahakam saat ini mencapai 1,74 miliar kaki kubik per hari (bcfd).

Sedangkan produksi minyak dan kondensat mencapai 65.500 barel per hari (bph). Pemerintah tentu berharap tidak ada penurunan produksi saat blok itu diserahkan ke Pertamina.

Bagaimana kalau Total tetap tidak mengizinkan investasi lebih awal? Dwi memastikan adanya penurunan yang cukup besar pada 2018. Namun, dia tidak memerinci berapa besar penurunan tersebut.

Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengakui adanya kendala itu. Dia pun mendorong Pertamina agar berinvestasi sejak 2017 supaya produksi saat diserahkan pada Pertamina tidak turun.

’’Nanti kami cari jalan. Pertamina harus mulai invest meski yang ngerjain Total,’’ tutur Wiratmaja. (dim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Triwulan Pertama, Realisasi Pajak tak Sampai 50 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler