Pertarungan Survei, Bukan Gagasan

Jumat, 04 April 2014 – 17:01 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (Sekjen PPP) Romahurmuziy mengatakan, proses penetapan calon presiden yang mengedepankan hasil survei akan mengurangi kualitas demokrasi.

Katanya, hal ini akan berpengaruh besar terhadap posisi Indonesia yang saat ini menempati urutan 16 besar negara terbaik demokrasinya.

BACA JUGA: Bawaslu Panggil SBY dan Sudi Silalahi

"Mengedepankan hasil survei sebagai cara untuk menentukan capres akan mengancam peringkat 16 besar Indonesia sebagai negara demokrasi di dunia," kata Romahurmuziy, kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (4/4).

Idealnya kata Romahurmuziy, penetapan capres harus mengacu kepada pertarungan ide dan gagasan secara ketat dan kompetisinya harus dilakukan secara terbuka di depan publik.

BACA JUGA: Prabowo : Ada yang Takut Saya Menang

"Dalam perspektif politik, sebuah kemenangan hendaknya mengacu kepada pengejawantahan ide dan gagasan dari satu partai politik atau koalisinya. Saat ini, ideologi dan gagasan parpol malah diganti dengan hasil survei yang kita kenal elektabilitas. Jadi tidak ada lagi ideologi parpol. Yang ada hanya hasil survei," tegasnya.

Akibatnya, elit dan kader parpol terjebak dengan obsesi kemenangan. "Yang penting menang di pemilu dan berkuasa. Ide dan gagasan sebuah parpol tidak lagi penting," ujar Ketua Komisi IV DPR itu.

BACA JUGA: Gerindra Usir Anak-Anak dan Pelajar dari Lokasi Kampanye

Karena itu, mumpung parpol peserta pemilu ini belum terlalu jauh sesatnya, Romahurmuziy mengimbau agar masing-masing parpol menjadikan dirinya sebagai petarung ideologi dan gagasan untuk kebaikan bangsa dan negara. "Jangan jadi partai politik yang senang mempolitisir survei," sarannya.(fas/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat Sebut Jokowi Ingkar Janji demi Partai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler