jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan Indonesia tidak boleh ketinggalan meraih potensi dari tren wisata kecantikan (Wellness & Beauty Tourism) yang sudah dilakukan negara lain.
Deputy Bidang Industri dan Investasi, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Hengky Manurung mengatakan pariwisata kecantikan sudah berjalan di sejumlah negara seperti Thailand dan Korea Selatan.
BACA JUGA: Raisa Merintis Bisnis Produk Kecantikan Bernama Raine Beauty
Menurutnya, Indonesia juga bisa melakukan hal yang sama karena tenaga ahli/profesional SPMU Indonesia sudah diakui oleh konsumen dari Singapura dan Malaysia.
"Mereka datang khusus ke Indonesia untuk melakukan sulam alis dan sulam bibir," ungkap Hengky dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (16/9).
BACA JUGA: Anya Geraldine Merambah Bisnis Kecantikan
Namun, kata Hengky hingga saat ini belum wadah resmi yang menunjang, membimbing, dan melindungi tenaga ahli/profesional SPMU agar terus go international tetap diperlukan.
“Harapan kami adalah semoga kedepannya, Indonesia tidak hanya dikenal dengan wisata alam dan budaya, tapi juga wisata kecantikan (Wellness & Beauty Tourism)," bebernya.
BACA JUGA: Emak-emak Bisa Ikut Bisnis Kecantikan Tanpa Modal, Begini Caranya
Hengky mengatakan jika dengan wisata kecantikan jumlah turis mancanegara makin meningkat, maka dampak positif bagi perekonomian Indonesia pun akan muncul.
"Untuk aspek dalam negeri, hal ini akan juga membuka peluang lapangan kerja baru di bidang kecantikan,” ujar Hengky.
Ketua Perkumpulan Ahli Tata Rias Semipermanen Indonesia (Pertaspi) Anggie Rassly mengatakan pihaknya ingin menjadi organisasi resmi yang menaungi para pelaku bisnis dan tenaga ahli/profesional tata rias semipermanen atau Semipermanen Make Up (SPMU) di Indonesia.
Pertaspi ingin pelaku bisnis tata rias semipermanen agar mempunyai kualitas yang bertaraf internasional sehingga dapat bersaing dengan tenaga ahli/profesional dari negara lain.
Sebab, peminat jasa kecantikan itu meningkat seiring dengan peningkatan para pelaku tata rias semipermanen.
"Mencapai angka 1.000 pemilik usaha yang terdiri dari klinik, salon, studio, dan home treatment yang tersebar di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan," ungkap Anggie.
Anggie menilai Indonesia berpotensi untuk menjadi kiblat kecantikan dunia, mengikuti jejak negara-nagara Asia lainnya seperti Korea Selatan dan Jepang karena memiliki kekhasan sendiri.
Lebih lanjut, kata Anggie, tata rias semipermanen memiliki dua tipe jasa layanan kecantikan mulai dari sulam alis, sulam bibir, hingga sulam garis mata (eyeliner), serta jasa layanan camouflage atau kamuflase seperti memperbaiki garis rambut (hairline), hingga menutupi stretch mark (Stretch mark cover up) pada bagian tubuh.
"Ide kami membentuk Pertaspi adalah untuk meningkatkan kredibilitas bagi para tenaga ahli/profesional SPMU, sehingga kekhawatiran konsumen atas kasus-kasus malpraktek sulam alis, sulam bibir atau lainnya yang selama ini masih banyak terjadi dapat dihindari,” ujar Anggie Rassly.
Ke depan, kata Anggie, Pertaspi akan melakukan pelatihan dan workshop secara berkala, membuat forum diskusi bulanan membahas isu terbaru, dan kompetisi tahunan di dalam negeri maupun luar negeri.
"Misi Pertaspi melalui program ini adalah agar semua pelaku bisnis dan tenaga ahli/profesional SPMU (sulam alis, sulam bibir, sulam garis mata, dan lainnya) dapat bergabung menjadi anggota Pertaspi dan bersama-sama berkembang meningkatkan industri tata rias semipermen Indonesia," pungkas Anggie.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul