Pertemuan di Berlin Batal

Kamis, 04 Juni 2015 – 04:00 WIB
afp

jpnn.com - PARIS- Michel Platini sebetulnya memiliki dua agenda penting pada akhir pekan ini. Selain menyaksikan final Liga Champions sekaligus menyerahkan trofi juara, presiden Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) itu akan mengadakan pertemuan dengan para petinggi asosiasi sepak bola di Benua Biru.

Pertemuan tersebut bakal berlangsung di Berlin setelah laga Juventus versus Barcelona. Rencananya, agenda itu membahas soal strategi untuk menggulingkan Joseph "Sepp" Blatter dari kursi presiden FIFA serta mematangkan konsep boikot Piala Dunia 2018 dan 2022.

BACA JUGA: Patahkan Dominasi Ferrer, Murray Tantang Djoker

Namun, pertemuan setelah laga final Liga Champions tersebut akhirnya dibatalkan. Sebab, Blatter resmi mengundurkan diri dari kursi presiden FIFA. Meski begitu, Platini menjelaskan bahwa pertemuan itu tidak dibatalkan. Pihaknya masih menunggu perkembangan pasca mundurnya Blatter.

"Setelah menimbang semua informasi yang masuk, saya yakin lebih bijaksana mengambil sedikit waktu untuk menilai situasi tersebut," papar Platini kepada Sky Sports.

BACA JUGA: Djokovic Tumbangkan Nadal, Juara Baru Bakal Lahir

Platini yang masuk daftar kandidat presiden FIFA memuji sikap Blatter. Mantan kapten timnas Prancis itu sebelumnya juga pernah meminta Blatter untuk tidak maju dalam bursa pemilihan presiden FIFA.

"Saya sudah membujuknya. Saya bilang, lihat Sepp, Anda sudah memimpin FIFA sejak 1998. Untuk masa depan FIFA, saya meminta Anda meninggalkan FIFA. Saya berbicara seperti seorang teman dengan dia. Namun, dia mengatakan sudah terlambat," jelas Platini.

BACA JUGA: Klasemen Sementara SEA Games 2015, Singapura Melejit, Indonesia Posisi Ke-6

Setelah Blatter mundur, sejumlah nama mulai menghiasi daftar kandidat pada kongres luar biasa (KLB) FIFA Desember mendatang. Selain Platini, ada nama Pangeran Ali bin Al Hussein yang menjadi pesaing Blatter dalam pemilihan di Zurich Jumat lalu (29/5).

Kandidat lainnya adalah Jerome Champagne (mantan wakil Sekjen FIFA), Wolfgang Niersbach (presiden DFB dan anggota Exco FIFA), Domenico Scala (ketua komite Audit FIFA), dan Jerome Valcke (Sekjen FIFA). FIFA memang butuh nakhoda baru yang lebih segar.

Sebab, dalam 54 tahun terakhir, hanya tiga presiden yang pernah memimpin FIFA. Yakni, Stanley Rous (1961"1974), Joao Havelange (1974"1998), dan Blatter (1998"2015). (irr/c19/bas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menpora Dorong Aparat Tindaklanjuti Penangkapan Mafia Bola Asal Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler